Mohon tunggu...
Desi Natalina
Desi Natalina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Optimisme adalah delapan puluh persen keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis untuk Melatih Kepekaan Diri

29 Juni 2022   09:42 Diperbarui: 29 Juni 2022   09:57 2117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada dasarnya menulis merupakan kemampuan dan keterampilan dasar manusia. Hanya saja banyak orang yang kurang memaksimalkan kemampuan menulisnya karena bermacam faktor. Kesibukan sering kali menjadi alasan mengapa banyak orang belum juga mulai menulis walau pun di benaknya seringkali terbersit keinginan untuk memulainya.

Tulisan ini merupakan tulisan pertama yang saya publikasikan di media online, sekaligus merupakan refleksi diri bahwa selama ini keinginan saya untuk lebih aktif menulis masih sakadar rencana belaka. Kesibukan sebagai seorang Pendidik sekaligus rutinitas sebagai Ibu Rumah Tangga seringkali menjadi pembenaran bagi saya untuk terus menunda-nunda. 

Alhasil waktu pun terus berlalu dengan cepat sementara tidak satu pun tulisan yang saya publikasikan. Saya bukan sama sekali tidak pernah menulis, ada beberapa karya antologi puisi yang saya terbitkan bersama teman-teman serta artikel dan cerpen yang saya buat untuk mengisi web sekolah. 

Namun di relung hati saya yang paling dalam masih terbersit keinginan untuk lebih aktif menulis dan mempublikasikannya. Mungkin banyak pembaca di luar sana mengalami apa yang saya alami. Segudang teori yang kita pelajari mengenai seluk beluk menulis yang baik tidak akan ada artinya tanpa aksi menulis itu sendiri.


Menulis merupakan sebuah sarana aktualisasi diri bagi siapa saja. Menulis bukan hanya kegiatan untuk mengungkapkan ide atau pun gagasan, namun juga dapat melatih kepekaan diri. 

Kepekaan diri adalah melatih hati untuk peka terhadap lingkungan, peka terhadap penderitaan orang lain, dan peka terhadap potensi diri sendiri. Kepekaan diri merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi yang terjadi di lingkungan serta perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun nonverbal.


Setiap manusia dididik untuk mengenal nilai moral baik buruk, pantas-tidak pantas, mulia-hina, sikap-sikap yang membawa kepada keberhasilan, atau pola perilaku yang mengakibatkan kegagalan. 

Kemudahan yang kita dapatkan di era digitalisasi turut membawa pengaruh terhadap pikiran dan perbuatan dalam menyikapi jutaan informasi yang beredar. Oleh sebab itu kegiatan menulis dapat menjadi sarana melatih kepekaan diri, bagaimana kita mengenal lebih dalam tentang diri kita sendiri, potensi serta kekurangan yang kita miliki, sekaligus untuk menyikapi peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. 

Tumbuhnya kepekaan diri akan membentuk kepribadian seseorang. Bentuk kepekaan diri antara lain peka terhadap ekspresi wajah, perasaan, pikiran, pendapat orang lain, dan lain-lain. Orang yang memiliki kepekaan diri dapat membuat rencana yang matang untuk menata masa depannya. Dia tahu bagaimana cara bersikap, berkata, dan bertindak sesuai nilai-nilai kebenaran.

Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui bagaimana masa depan kita nanti. Namun ada cara sederhana untuk dapat mengukurnya. Apabila saat ini kita adalah orang yang pemalas, kemungkinan yang terjadi kita akan mengalami masa depan yang suram. Namun jika kita adalah orang yang rajin dan gigih, besar kemungkinan kita akan meraih masa depan yang cemerlang.

Setiap perbuatan baik akan berbuah kebaikan walau pun tidak selalu cepat prosesnya, tidak sekarang mungkin nanti. Begitu pula perbuatan buruk yang kita kerjakan, pasti akan berbuah keburukan pula. Kita semua sungguh harus menyadari dan memahami, tidak ada keburukan yang kita terima melainkan buah dari perbuatan kita sendiri. 

Oleh karena itu, ada dua hal penting yang harus kita lakukan sebagai upaya melatih kepekaan diri melalui kegiatan menulis. Pertama, adalah merefleksi dan menemukan kekurangan diri sendiri, bukan hanya sibuk mengoreksi kekurangan orang lain. 

Hasil refleksi diri kita tulis dalam catatan pribadi yang akan kita tidaklanjuti dengan upaya perbaikan diri. Kedua, mengembangkan kemampuan secara terus menerus supaya mampu berbuat lebih baik dan semakin baik lagi. Berusahalah menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama sekecil apapun peranan kita, salah satu contohnya adalah membagikan ilmu dan informasi melalui tulisan yang dipublikasikan. 

Kemuliaan seseorang dilihat dari tingkat manfaatnya bagi orang lain. Meski pun kita hidup di tengah masyarakat individualis yang cenderung sibuk dengan kepentingan diri atau aktivitas yang menguntungkan dirinya sendiri, bukan  berarti kita harus kehilangan kepekaan diri. 

Setelah mengetahui manfaat luar biasa menulis guna melatih kepekaan diri, semoga kita tergerak untuk memulai dan lebih aktif lagi dalam menulis dan membagikannya kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun