Mohon tunggu...
Desdarius Amazihono
Desdarius Amazihono Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Menengah Kejuruan

Menyukai Permainan Bola Volly

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sang Petani Muda

4 Februari 2024   13:41 Diperbarui: 4 Februari 2024   13:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


Nama saya, Desdarius Amazihono, Asal Desa Hiliabolata, Kecamatan Lahusa Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara adalah seorang pemuda yang tumbuh di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan. 

Namun, suatu hari, saya merasa bahwa kehidupan sederhana di desa mungkin memiliki pesona dan kebahagiaan tersendiri. Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan kantoran dan pindah ke desa kecil tempat nenek moyang saya tinggal.

Setiba di desa, saya disambut oleh suasana yang jauh berbeda. Udara segar, langit biru tanpa polusi, dan kehijauan sawah terbentang luas di depan mata. Saya memutuskan untuk membeli sebidang tanah kecil dan memulai petani kecil di desa tersebut.

Pertama-tama, saya belajar dari para petani setempat tentang teknik bercocok tanam. Saya menanam padi, sayuran, dan buah-buahan dengan penuh semangat. Meskipun tanah yang saya punya tidak sebesar milik para petani berpengalaman, saya merasa bangga dengan usaha saya.

Hari-hari berlalu, saya terbiasa dengan rutinitas sebagai petani. Saya bangun pagi-pagi dan pergi ke ladang untuk merawat tanaman. Sinar matahari pagi yang menyinari wajah saya memberikan semangat baru setiap hari. Saya memelihara tanaman dengan penuh kasih sayang, seakan-akan mereka adalah anak-anak kecil saya sendiri.

Tidak selalu mulus, tentu saja. Terkadang, cuaca tidak bersahabat atau serangga merusak tanaman saya. Namun, saya belajar untuk tetap tenang dan mencari solusi. Para tetangga desa selalu siap membantu dan berbagi pengalaman mereka.

Saat panen tiba, rasa kebahagiaan melanda hati saya. Melihat hasil kerja keras saya terbayar dengan hasil yang baik membuat saya bersyukur. Saya menjual hasil panen saya ke pasar lokal, mendapatkan keuntungan yang cukup untuk hidup sederhana.

Selain itu, kehidupan di desa mengajarkan saya tentang kebersamaan dan solidaritas. Setiap bulan, ada acara gotong-royong di desa, di mana semua warga berkumpul untuk membantu satu sama lain. Saya merasa bahwa saya adalah bagian dari komunitas yang hangat dan peduli.

Meski hidup sebagai petani kecil di desa memiliki tantangan, saya merasakan kebahagiaan yang sejati. Terhubung dengan alam, melihat tanaman tumbuh, dan hidup dalam kesederhanaan memberi saya kedamaian dan kepuasan yang tidak pernah saya temui di kota.

Kisah saya sebagai petani kecil di desa adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan pengalaman baru dan pertumbuhan pribadi. Saya menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu terletak pada kesuksesan material, tetapi juga pada keseimbangan dengan alam dan hubungan baik dengan sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun