" Bagaimana kalau ia masih mencintai ayahmu, masih menunggunya? Kamu menyodorkan pria lain tentu ia marah padamu,"
" Bagaimana Om tahu mama marah jika kubawa pria untuk menemuinya,?" tanya Halisti.
" Tahu donk. Profesiku 'kan Dewa Cinta, mengurus masalah cinta, kemelut rumah tangga, orang putus cinta, orang bunuh diri karena cinta, balas dendam karena cinta."
" Berarti, Om bersedia menolongku?" tanya Halisti tanpa malu dan segan.
" Coba katakan, apa imbalan yang kamu niatkan tadi dalam pembicaraan sebelumnya?" tanya DC.
" Aku gak punya uang banyak. Jadi,--- kalau Om berhasil membuat ibuku bahagia, aku berniat,--- mencium pipi Om sebagai ucapan terima kasih," kata Halisti dengan sikap malu-malu kucing.
" Aku menolak dicium kamu," ucap DC tandas, langsung membuat Halisti terbengong. " Aku pria yang beristri, punya anak, kamu menawarkan ciuman di depan anakku. Itu namanya pelecehan." Balasnya.
Halisti terbengong semakin hebat. Janno mengacungkan jempol pada ayahnya.
" Sebagai gantinya, kalau ingin berterima kasih padaku, ciumlah pipi DT. Gimana ?" ucap DC dengan gaya menantang.
Wajah Halisti tersipu malu-malu, dan menunduk hingga mirip leher kambing digantungi karung rumput seberat 30 kg.
" Yang lain donk, jangan DT." Ucap Halisti lirih.