Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 291-292

30 Agustus 2018   05:41 Diperbarui: 30 Agustus 2018   08:41 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awai tak berani ke Dermaga Sungai Alam. Takut dicegat buaya darat. Tiong It jelas telah menghabiskan satu malam bersama Ting Ling. Kenapa masih mengejarnya, bahkan semakin lama semakin banyak mengarang kebohongan. Ia bosan mendengar kebohongan. Walau menutup telinga, ia mendengar Tiong It mengatakan ia dijebak Ting Ling, ia diminta ke Megaria untuk menemani Ting Ling menjenguk teman yang sakit, ia dan Ting Ling tidak menginap di kamar itu. Ia hanya sebentar di kamar itu. Tidak benar mereka menginap di kamar itu.

Awai tak ingin memikirkan semua kebohongan itu. Setiap sore ia pulang dengan kaki letih, badan capek, dan tangan kebas. Ia heran kenapa akhir-akhir ini Akun tidak pergi menjala ikan. Lauknya sayur ke sayur melulu. Saat ditanya, Akun mengatakan kapal itu telah dijual ibunya ke rentenir dengan harga murah. Ia tak diizinkan menggunakan kapal itu lagi.

Awai tak percaya, ia menemui ibunya.

"Ma, apa betul kapal kita mama jual?"

Dengan enteng Huina menjawab. " Betul."

"Kenapa mama menjual kapal itu, bukankah kita butuh ikan untuk lauk ?"

"Aku punya hutang. Darimana membayar hutangku kalau tak menjual kapal itu?" jawab ibunya.

"Hutang apa, Ma? Bukankah penghasilanku dan kak Akian cukup membiayai hidup kita ? "

"Itu hutang lama. Sejak ayahmu sakit kita berhutang disana sini, totalnya 1,6 juta. Baru kucicil 250 ribu." Huina mengatakan kebohongannya dengan sempurna. 

"Yang memberi hutang menagih setiap hari, dan kalau tak kubayar, rumah kita akan disita."

"Kenapa mama tak memberitahu kami mama berhutang sebanyak itu? " suara Awai menuntut. Ia tak percaya itu hutang lama. Hsu Natan mengatakan ibunya meminjam untuk berjudi. 1,6 itu pasti hutang judi. Tapi ia tak ingin mengatakan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun