Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 283-284

15 Agustus 2018   05:26 Diperbarui: 15 Agustus 2018   05:27 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ia tiba di dermaga Sungai Alam, gelap sudah total. Ia jongkok di pinggir dermaga menangisi nasibnya. Terdengar gumaman lirih dari mulutnya " Tiong It... Tiong It.... "

Dahan bakau bergoyang-goyang. Awai terlalu sedih hingga tak melihat ke sekelilingnya. Goyangan dahan bakau semakin keras, namun Awai tak peduli. Hingga akhirnya ia dikejutkan oleh teguran.

" Tiong It menyakiti hatimu ?"

Awai terlonjak akibat kaget. Ia mendengar suara wanita. Suara yang tak dikenal olehnya. Ditatapnya laut, perahu yang tambat di dermaga, terakhir dahan bakau yang bergoyang-goyang. Seingatnya dulu disitu terikat sebuah buaian bayi, dan Kuiyi si Gila itu sering menidurkan anaknya yang tak ujud di ayunan itu.

" Siapa anda ? Tolong tunjukkan dirimu !" seru Awai diantara rasa takut dan penasaran.

" Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya peduli nasibmu."

" Apakah kamu Hantu Laut ?" tanya Awai

" Anggaplah begitu."

" Apakah anda yang menolongku di dermaga belakang pasar ? "

" Itu salah satu wujudku, "

Awai kaget mendengar jawaban suara itu. " Salah satu wujudmu ? Apakah anda berwujud banyak? Apakah anda hantu ?" tanya Awai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun