Tidak. Ayah sudah tua, sering sakit-sakitan, butuh duit untuk berobat. Gara gara sering berobatlah ia bertemu Yolana dan menawarkan rumah itu pada makcik gendut itu."
Tiong It ketawa mendengar Yolana dipanggil makcik gendut. Yolana memang gendut. Bobotnya mungkin 90 kg.
Awai berdiri. Melihat Awai berdiri, Tiong It melambai agar Awai mendekat. Awai menggeleng.
" Kesinilah, kukenalkan dengan roh makcik Ros." Panggil Tiong It.
Awai menggeleng. Lututnya lemas hingga sulit digerakkan.
" Suruh jangan takut. Dia tak bisa melihatku. Ayahnya juga."
Tiong It mendengar Soraya mengatakan demikian. Ia ikut heran. " Kenapa hanya saya yang bisa melihat makcik ?" ganya Tiong It.
" Itu karena pranamu kecil. Hanya orang yang berprana kecil yang bisa melihat roh." Soraya menjelaskan.
Tiong It tertegun." Berarti aku orang yang akan sering bertemu roh gentayangan?"
" Betul. "
" Ih, mengerikan. Pantas hanya aku yang bisa melihat dan berbicara dengan makcik. Apa aku juga bisa menyentuh roh ?" tanya Tiong It.