Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 227-229

9 Juli 2018   07:15 Diperbarui: 9 Juli 2018   07:17 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski kepalanya sobek, hanya dibalut dengan daun inai yang ditumbuk halus, Awai tetap ke kedai kopi untuk bekerja. Rasa sakit ditahannya sedapat mungkin. Hsu Natan melihat Awai sering merintih sambil memegang kepala, bertanya kenapa Awai merintih. Awai mengatakan kepalanya terbentur pintu. Hsu Natan memeriksa luka itu. Ia tak yakin dengan omongan Awai. Ia ke toko obat untuk membelikan obat luka dan obat pereda rasa sakit.

" Ini bukan luka biasa. Apa ibumu memukulmu ?" tanya Hsu Natan dengan wajah menyelidik.

Awai mengangguk lemah. Mengangguk terlalu kuat kepalanya nyut-nyutan.

" Ibumu sudah gila. memukul anak separah ini. Apa dikiranya nyawamu tak berharga. Aku akan ke rumahmu memakinya !" ucap Hsu Natan berang.

" Jangan, paman Hsu. Awai pembangkang, pantas dipukul mama. Ini kesalahanku, bukan salah ibuku,"

" Kamu masih membela ibu sejahat itu ?" tanya Hsu Natan dengan wajah tak percaya.

" Awai dilarang bergaul dengan Tiong It. Awai tak patuh. Kalau Awai patuh, pasti tidak dipukul mama."

Mata Hsu Natan mendelik." Sore kemarin ibumu membenamkanmu ke laut, malamnya kamu dipukul hingga kepalamu terluka. Kamu masih membelanya ?"

" Itu karena aku membangkang, paman Hsu. Andai aku menurut, ibu takkan semarah itu."

Hati Hsu Natan luruh mendengar omongan Awai. Andai ia punya anak sebaik ini, ia pasti menyayangi Awai sebagaimana seorang ayah mencintai anaknya.

" Cinta selalu membawa kepedihan. Apa kamu kapok bertemu Tiong It setelah ini ?" tanya Hsu Natan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun