" Maaf ! Aku membuang air bekas cuci ikan, tak menyangka ada tamu ! Eh, kenapa kalian datang lagi ? Bukankah polisi sudah menangkap anak dan suamiku," ejek Huina.
Tubuh Lemoi basah kuyub. Sedangkan tubuh Ting Ling basah sebahagian. Keduanya mendelik geram mendengar air yang mengenai mereka bekas mencuci ikan. Walau tak tercium amis, mereka mengira omongan Huina benar. Keduanya sangat terhina hingga tak mampu berbicara.
Kegeraman Huina sirna sebahagian melihat wajah tamu-tamunya yang melotot tapi tak bisa berbicara.
" Kurang ya, Kuambil lagi, ya !" nadanya begitu gembira.
Lemoi menahan kegeraman tak terkira. Tak mungkin ia menyerbu Huina dengan pakaian basah. Apalagi jika disiram hingga dua kali. Malunya jadi dua kali lipat. Ia menarik Ting Ling kembali ke becak yang sedang menunggu di halaman rumah Huina.
" Kita pergi ! "
" Tapi, ma. Kita belum membalas perbuatan mereka !" nada Ting Ling merajuk,
" Akan ada saatnya kukupas kulitnya untuk kujemur dan kujadikan gendang ! " suara Lemoi mirip serigala terluka.
" Akun ! Ambil air cuci ikan seember lagi !!!" teriak Huina sambil menyeringai.
" Awas kamu ! Awas kamu dan keluargamu ! Aku pasti membalas 100 kali lipat !!!" teriak Lemoi lalu naik ke becaknya !
Huina tertawa terbahak-bahak melihat lawannya ngacir hanya oleh seember air bersih.