Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 140-142

26 Mei 2018   08:44 Diperbarui: 26 Mei 2018   09:00 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

 "Awas kalian. Aku dikeroyok. Aku akan melapor ke polisi bahwa aku dikeroyok saat sedang berkunjung. Awas kalian ! Tunggu pembalasanku !" ancam Ting Ling. Setelah itu ia keluar sambil mengajak rekan rekannya yang tadi terdiam melihat tingkah teman mereka yang keterlaluan.

Awai berhasil bangun. Ia lega melihat papanya tidak kenapa-napa. Yolana yang baru terbangun heran melihat keributan itu.

" Apa yang terjadi ?" tanyanya.

Awai menceritakan apa yang terjadi sambil membersihkan tumpahan makanan papanya. Yolana geram mendengar cerita Awai. Ia bertekad membela Awai andai Ting Ling berani cari gara-gara lagi.

So Ting Ling bekerja tidak tanggung-tanggung, selain mengadu ke polisi, ia juga mengadu ke orang tuanya. Ibunya murka mengetahui anaknya ditarik dan dilempar ke dinding oleh orang yang dijenguknya. Lim Lemoi mengajak Ting Ling ke rumah Lim Huina untuk membuat perhitungan.

Lim Huina sedang menjemur ikan saat Lim Lemoi datang ke rumahnya bersama seorang gadis cantik. Lim Lemoi adalah adik misannya. Orang tua mereka bersaudara, namun keduanya tidak dekat karena Lemoi lebih beruntung mendapat suami yang kaya. Begitu datang tamunya meradang dan memaki-makinya tak tahu diri.

"Anakku demi persaudaran bersedia datang ke rumah sakit untuk menjenguk suamimu yang mati sebelah. Walau ia tak terlalu kenal dengan yitiunya, ia berbaik hati mendatangi kamar perawatan suamimu yang jorok. Bukan dihargai, dia malah ditarik oleh suamimu yang mati sebelah itu dan kepalanya dibenturkan ke dinding. Awai bukan hanya menonton, malah membantu suamimu menarik rambut anakku hingga rambut Ting Ling rontok ratusan batang. Aku ingin permintaan maaf darimu !" tuntut Lim Lemoi.

Huina yang sedang dirundung nasib malang dan deraan kemiskinan merasa pekak oleh teriakan saudara misannya. " Selamanya kita tak pernah saling mengunjungi, bahkan semua anak anakku tak pernah kuberitahu kita bersaudara. Mana mungkin anakmu mengunjungi yitiunya ! " bantah Huina.

"Awai yang mengaku bersaudara dengan Ting Ling di sekolah. Ia ingin mendompleng ketenaran nama suami dan anakku. Tanya saja Awai. Bahkan anakmu merebut perhatian Han Tiong It yang kutaksir untuk kujadikan menantu !" balas Lemoi.

"Awai tak mungkin berbuat begitu. Anakmu sembarang mengadu."

"Datanglah ke rumah sakit kalau tak percaya. Dia merebut calon yang ingin kujodohkan Ting Ling. Dasar anak miskin tak tahu diri ! Kamu sebagai ibunya tak mengajari anakmu sopan santun, malah mengajarnya merebut calon suami orang ! Seharus kamu berkaca, apa kalian sebanding jika ingin bersaing dengan kami !"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun