Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 91-94

8 Mei 2018   07:40 Diperbarui: 8 Mei 2018   08:29 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Bukan... eh.. iya..." Tiong It semakin gugup,

" Siapa yang suruh kamu mengintip? Emak kamu, ya ? " tebak Suster itu. Mengerling tajam.

" Bukan. Ini... aku teman sekolahnya. " Bohong Tiong It untuk menghindari rasa malu yang kian tebal di wajahnya. " Aku bukan mengintip. Kami pernah bertengkar. Aku takut dia salah paham kalau aku datang tiba tiba, atau mengira aku akan meledeknya,"

Perawat itu angguk angguk kepala, " Oh, begitu. Aku mulai paham. Mau ketemu tapi malu. Perlu kubantu ?" tanya perawat itu.

" Bantu gimana, suster ?" tanya Tiong It.

" Bantu mendamaikan, bukankah tadi kamu mengatakan kalian bertengkar ?"

" Betul. Eh, sebetulnya bukan bertengkar, tapi ada kesalahpahaman. Aku pernah bonceng tetangga untuk mencari adiknya, dia mengira aku pria hidung belang yang menyukai banyak wanita. Jadi... begitulah terjadinya kesalahpahaman di antara kami."

Perawat itu geleng geleng kepala. " Anak itu rajin. Sangat telaten merawat ayahnya. Beruntunglah pria yang mendapat calon istri sebaik Tan Hua Wai. Tapi aku tak suka ibunya. Ibunya suka mengumpat. Suka memaki, suka mencaci nasib malangnya. Menurut pendapatku, apapun yang terjadi pada manusia adalah cobaan Tuhan. Menghadapi cobaan Tuhan harus banyak bersabar dan berdoa. Hua Wai memiliki keduanya, tapi ibunya tidak. "

Tiong It baru tahu sifat ibunya Awai. Pantas Awai sering takut pulang terlambat, takut dihukum ibunya. Berarti Lim Huina seorang ibu yang galak dan judes.

" Gimana, anak muda ? Perlu bantuanku? Siapa namamu, anak ganteng ? " tanya perawat itu beruntun. Usianya sudah tidak muda, mungkin sekitar 35 tahun.

" Boleh. Namaku Tiong It. Menurut suster, bagaimana caranya agar aku bisa mendekatinya tanpa membuatnya malu atau merasa rendah diri ?" tanya Tiong It.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun