Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 47-50

25 April 2018   09:20 Diperbarui: 25 April 2018   09:30 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto itu dibawa ke sekolah setiap hari. Saat istirahat, Awai tidak keluar. Ia menatap foto itu. Teringat ia saat berperahu bersama Tiong It. Kenangan itu begitu indah. Begitu berkesan. Begitu menyenangkan. Sikap Tiong It yang tenang dan kalem membuatnya tenteram. Ia sanggup menatap foto itu berjam-jam.

Jika aku ditakdirkan berjodoh dengan Tiong It, aku akan bersyukur sepanjang hidupku, aku akan menjadi istri yang baik dan setia, melahirkan 8 anak untuk dibesarkan bersamanya. Imajinasi itu membuat Awai lengah, ia tak sadar seseorang mengintainya dari jendela. Melihat Awai tersenyum sendirian sambil menatap selembar foto, orang itu menyelinap masuk ke kelas secara diam-diam, dan merebut foto itu dari belakang.

Kam Bing Ti tertegun melihat Awai berfoto bersama seorang pria yang ia kenal sebagai anak pemilik pabrik es Mulia. Fota keduanya tidak terlalu mesra, tapi dada Kam Bing Ti bergemuruh seakan barang paling berharganya telah direbut orang.

" Kembalikan !" bentak Awai. Ia tak berani merebut, takut fotonya sobek atau rusak.

" Kamu bermimpi di siang bolong kalau ingin pacaran dengan anak pabrik es, kamu lebih cocok jadi pacarku, " nada Kam Bing Ti mencemooh.

" Kembalikan !" bentak Awai lebih keras.

" Gak ! Akan kuberikan pada wali kelas dan mengatakan kamu belum tamat sekolah sudah pacaran, biar kamu dikeluarkan dari sekolah !"

" Kami tidak pacaran. Kami berteman. Ayo kembalikan !" suara Awai melunak.

" Gak sudi. Kalau berani, ayo rebut kembali." tantang Bing Ti. Awai langsung ingin merebut. Kam Bing Ti mengelak, lalu berlari. Awai mengejar. Mereka berkejaran di dalam kelas. Keduanya sama sama kuat, seimbang dalam berkejar-kejaran. Setelah agak lama, Kam Bing Ti merasa ia susah mempertahankan foto rebutannya, ia berlari ke pintu. Saat ia tiba di pintu, seseorang muncul di pintu. Keduanya bertabrakan. Foto terlepas dari tangan Kam Bing Ti, jatuh ke lantai. Kam Bing Ti saat tabrakan memegang pinggul seseorang, ternyata yang ia pegang itu rok, bukan celana.

Plak !

Kambing Ti merasa pipinya sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun