Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

no

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 304-305

22 November 2018   13:54 Diperbarui: 22 November 2018   14:14 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Esoknya, Awai dan adik-adiknya merayakan Imlek tanpa suasana Imlek. Semua bersembunyi di dalam kamar. Takut ibunya pulang dan mengamuk lebih hebat lagi. Awai memasak ala kadarnya, menyuruh adik adiknya makan, ia membawa semangkok bubur ke kamar untuk ayahnya.
Ayahnya tak berselera makan. Awai berusaha menghibur ayahnya. Tan Suki bertanya bagaimana hubungan Awai dengan Tiong It. Awai tak berani berterus terang bahwa hubungan mereka sudah tamat.
" Awai sibuk setelah kerja di dua tempat. Tak sempat bertemu dengan Tiong It lagi."
Wajah Tan Suki semakin muram. Ia mengambil tangan Awai dan menulis : Aku ayah yang tak berguna, selalu menyusahkanmu.
" Jangan ngomong begitu, papa. Papa sakit. Sudah seharusnya Awai yang mengurus papa.  Ayo, makan... kalau tidak nanti Awai menangis, "Cara itu manjur untuk membangkitkan selera makan ayahnya.

Kedai Kopi libur 3 hari. Megaria hanya libur 1 hari. Sore kedua Awai harus mulai bekerja. Ibunya tidak pulang. Paman-pamannya datang untuk memarahi Awai, menganggap Awai kurang ajar, berani melawan ibunya. Awai diam saja. Akhirnya paman-pamannya pulang setelah puas memarahi Awai.
Hari ketiga Imlek pagi, Awai kedatangan tamu yang membuatnya terlonjak gembira. Siumei datang bersama Kana, naik beca yang dikendarai Sie Tim Pang.
" Awai, lama gak bertemu, apa kabarmu ?" teriak Kana bagai bersorak. Siumei lebih kalem. Ia memeluk Awai tanpa berteriak. Sedangkan Timpang hanya cengar-cengar.
" Baik. Gimana dengan kalian? Mei, gak jadi kerja ke Malaysia ?" tanya Awai ke Siu Mei. Ia meminta adiknya membuatkan 4 gelas teh. Meminta maaf karena tak punya kueh. Teman-temannya mengerti kondisinya.
" Jadi. Ini sedang menunggu pasporku dibikin. Baru kutahu mengurus paspor harus berusia 17 tahun. " jawab Siu Mei.
" Tul, aku juga menunggu imlek lewat baru berangkat. Gimana dengan pekerjaanmu, Wai ?" tanya Kana.
" Aku kerja di dua tempat, Sudi Mampir dan Megaria. Gajiku lumayanlah. Jika ditotalkan berjumlah 120 ribu."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun