Mohon tunggu...
Dere Linggau
Dere Linggau Mohon Tunggu... Freelancer - Kita bersaudara, jika bukan saudara seiman, kita saudara setanah air, Jika tidak setidaknya kita mempunyai hobi yang sama

Takdir bukan hukuman

Selanjutnya

Tutup

Film

Hey, Captain...

25 September 2020   17:25 Diperbarui: 15 Oktober 2020   10:58 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan memiliki cara sendiri untuk menghindarkan kita dari kematian. Jika kita terlambat atau lupa karena alasan yang bukan kesengajaan padahal jadwal keberangkatan sudah ditetapkan jauh-jauh hari ketika kita akan memesan tiket, mungkin itu cara Tuhan mengatakan, Ajalmu belum tiba.

Sama halnya seperti di film The Captain yang dirilis tahun lalu (2019) film yang diangkat dari kisah nyata pengalaman seorang pilot dari negeri tirai bambu.

Film yang dibintangi Zhang Hanyu ini menceritakan tentang perjuangan pilot dan para awak kabin dalam menyelamatkan pesawat komersial yang membawa 119 penumpang.

Sebelum melanjutkan baca kebawah saya kasih himbauan dulu bahwa artikel ini mengandung spoiler Alert!!

Semua pekerjaan memiliki resikonya masing-masing tak ada yang hina meskipun hanya menjadi pengangkut sampah keliling komplek.

Jasa seseorang tidak ditentukan dari seragam yang ia kenakan.

Seiring waktu saya pun menyadarinya, ketika mobil pengangkut sampah yang setiap hari selalu mengangkut sampah tidak datang sehari saja maka komplek lingkungan kami pun akan kacau karena sampah yang telah disiapkan di depan rumah dan siap angkut akan menimbulkan bau dan merusak pemandangan. Jadi sungguh tak main-main pekerjaan para  pengangkut sampah ini karena mereka setiap saat berjuang melawan bau.

Begitupun ketika saya menjadi guru. Menjadi tenaga pendidik pun tidak mudah dan ditahun ini saya yakin semua orangtua di rumah sudah merasakan bagiamana "repot"-nya menjadi guru.

Ketika awal menjadi guru saya mengajar di SMP negeri masalah pertama yang saya alami adalah menyelesaikan siswa yang tawuran di sekolah saat itu sekolah tempat saya mengajar diserang oleh segerombolan geng yang merasa tidak senang karena temannya diganggu oleh salah satu siswa SMP tempat saya mengajar.

Beberapa tahun kemudian saya mengajar di PAUD yang sistem manajemenya kacau, lalu pindah ke SD (Sekolah Dasar) di sini saya bertemu rekan kerja yang menyebalkan dan terakhir saya mengajar disebuah taman kanak-kanak untuk kalangan menengah keatas, saya pikir ini adalah tempat terakhir saya ternyata tidak, di sini saya bertemu dengan seorang anak anggota dewan yang melaporkan ke orangtuanya bahwa saya mencubit dia. Sudah terbayang bagaimana nasib saya saat itu ketika orangtuanya yang anggota dewan itu datang melapor ke sekolah. 

Alhamdulillah kepala sekolah tidak percaya dan entah apa pembelaan dari kepala sekolah untuk membelah saya saat itu, jadi kejadian itu selesai tanpa harus dilaporkan ke polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun