Mohon tunggu...
Deny Papanya Deandra
Deny Papanya Deandra Mohon Tunggu... -

Kerja di finance, orang yang humoris dan rada gokilz, mendirikan group d'gokilz land samarinda (facebook), dan aktif menulis, aktif selingkuh dan otak rada sedikit kena pengaruh radio aktif.. karena pernah di culik alien..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

MBINK JUST MBINK ; 1

24 Juli 2011   13:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bukan raditya, si kambing jantan yang blognya terkenal, orangnya cakep dan imut, keluarga lumayan yang bisa nyekolahin sampe australia, tapi aku yang ini hanya orang biasa, lulusan universitas negeri lokal di daerah kelahiranku di ibukota Kalimantan timur, Samarinda.

Kotaku sebenarnya ga layak disebut ibukota menurutku, selain dari kecil aku cuma merasakan jalan yang selalu rusak, laju perkembangan infrastruktur dan fasilitas publik yang lamban, ditambah banjir akibat bukit-bukit telah rata menjadi perumahan, atau di gali untuk di ambil batubaranya, yah, setelah ketenarannya akan hutan pada era 80-90an, kini hutannya udah pada gundul, dan dilindungi, giliran batu bara yang di keruk habis-habisan, aku sempat mikir, kedepannya, jika batu bara telah habis, kota ini akan jadi apa, sisa galian penambangan batubara disekeliling kota ini di biarkan jadi danau, entah apa bakal jadi seperti kota dalam sebuah mangkuk nantinya..

Sudahlah, aku enggan berpidato koar layaknya para politisi di TV swasta, aku bukan ahli di bidang itu, in the matter of fact, aku ga ahli di bidang apapun.. hhe..

Yup, ini aku, aku juga dipanggil kambing, entah, awalnya darimana, padahal aku ga berjanggut kaya kambing, apalagi bertanduk, tidak mengembik, dan tidak di lahirkan di dokter hewan seperti dika si kambing jantan.

Dulu, waktu mudanya, bapakku adalah seorang preman, pantatnya serambut, eh, rambutnya gondrong sepantat, pernah kok aku liat potonya, dengan baju hem ketat junkies, celana cut bry yang bisa buat nyapu jalan, naik sepeda motor laki jaman dulu, ga tau merknya apa.. tapi keren juga kali di jaman itu.. Nah, dulu waktuku kecil, aku ingat banget, bapak dipanggil orang-orang dengan julukan Bembek.. yang juga artinya kambing, sebabnya aku ga tau, tapi mungkin menular secara genetik, kini aku yang di panggil “Mbink”. (Syukurlah pada Tuhan, bapakku sudah lama insyaf, jadi pedagang ikan yang didistribusikan ke sebuah instansi Rumah Sakit dan bisa naik Haji serta menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi).

Hmmff.. padahal sebelumnya, aku dipanggil papasauruz karena aku doyan makan segalanya, temen-temen kuliah juga kadang pada manggil denot, karena tiap main gitar, aku seneng main di chord D, dan namaku Deny, lumayan nyambung daripada ‘Mbink’, hhe.

Aku akan cerita, kenapa aku di panggil ‘mbink’, romantis kok. Dan saat mengingat cerita ini, aku jadi sangat kangen dengan tokoh yang memanggilku mbink untuk pertama kali.

Atik (nama dan karakter disamarkan demi keselamatan saksi, hehe). Yah, dia, cewek yang pertama kali aku temui dari kopi darat bersama teman-temannya dan aku bersama teman-temanku di sebuah karaoke keluarga, awalnya aku gak tau kalo kami bakal dekat seperti ini.Awal ketemu aja, aku pikir hanya sebatas mengagumi, “ih, sexy banget yang satu ini, cantik pula mukanya..”

Yang ada dipikiranku saat itu hanyalah mencari posisi yang tepat agar pas berada di jarak aman dan strategi untuk melihat pahanya yang mulus, dan belahan dadanya yang kebetulan memakai baju lower neck..

Aku tidak bereaksi offensive, hanya sok cool and calmaja, sambil sekali-sekali memberikan signal pandangan ke matanya yang menjelaskan “aku suka gaya kamu”. Entahlah pada saat itu di tangkep sama dia apa, memang seperti mengail dengan umpan cancut, kudu sabar, mustahil dapet tapi kalau nasib, bukan cuma ikan yang mabok ama efek aroma cancutnya bahkan mungkin dapet buaya gede..

Untuk yang pertama itu, belum terjadi apa-apa, aku masih menganggapnya biasa, bahkan dia pulang di anter sepupuku, lalu saat kami ngumpul (aku dan teman-teman), bahkan mereka udah pada membagi-bagi “rencana tembak”, si anu sama si ini, si itu sama si ono, aku nyante karena, upss.. aku belon cerita ya? Aku udah merid J bro.. sist.., diantara temen-temen memang cuman aku yang udah merid (mariage = nikah = unjomblo.. hhe). Aku menikah 2 tahun lalu sama seorang wanita cantik bermata coklat bernama ana.. memilihnya dan meninggalkan tunanganku yang udah berhubungan selama 4 tahun denganku, by the way, that’s another strory, lewatin lah ya.. hhe.

Nah, aku gak ingat awalnya, kayanya mereka saling tuker nomor HP, aku denger dan merekamnya dalam ingatanku, dan aku memutuskan untuk melakukan ‘gerilya’, atau ‘gerakan bawah tanah’ , atau apapun namanya, di belakang temen-temen. Emang sih, bandel, tapi awalnya hanya iseng..

Salah satu mantanku pernah bilang sesaat sebelum putusan, “semua cewe yang pernah dekat sama kamu pasti akan bilang kamu itu baik, kalo udah sayang orang pasti akan sayang banget, meski berakhir dan tanpa sadar kamu udah menyakiti, ga akan ada yang bilang kamu jahat, tapi ga akan ada juga cewe yang selamanya tahan dengan sifatmu, kamu itu bukan playboy.. Cuma terlalu mudah jatuh cinta..”

Hmmm.. mungkin bener, aku terlalu mudah mengagumi seseorang, lalu berusaha mendapatkan dan menaklukannya. Jiwaku mungkin terlalu ‘petualang’, sebenarnya bukan hubungannya yang menyenangkan, tapi saat hunting, dan perjuangannya itu yang bikin adrenalin meningkat dan memberikan euforia tersendiri.

Begitulah, seperti juga Atik. Singkatnya, aku mulai Sms-an, telpon-telponan, janjian ketemu, main ke kost-an dia, dan mengakrabkan diri.. dan aku tau, dia punya pacar, mungkin lebih dari 1, but I dont even care.. it’s just a game, and I wanna play on it.. aku rasa nothing to lose, karena anyway, aku sendiri udah menikah.. (And she doesn’t know it pada saat itu..)

Waktu berlalu dan aku ingat saat status facebooknya begini, “laperr.. hujan lagi..”.

Wah, peluang, pikirku.. aku terus sms, “kamu dah makan lom..” , padahal aku tau dari statusnya kalo belum.

Dia jawab, “belom, padahal laper, ujan gini..”

Aku kirim text lagi, “ywdh, aq ksn y, mw mkn ap?”

Dia balas gini, “tapi kan ujan, km nek motor kn, munk gpp?”

Dengan jiwa satria (sok2nya), aku jawab “ah, gpp, gerimis aja kok, cuman aer ini, kaya kambing aja takut aer, hhe..”

Dan begitulah, aku berangkat menaiki motorku, membelikannya nasi goreng pesanannya, lalu mengantarkannya ke kost, dan hingga kost-an aku basah kuyup, ckckck.. ini yang aku bilang tadi ‘perjuangan’ yang mengasikkan untuk di jalani..

Dia keluar dan menyambutku dengan senyum dan tawa kecil yang begitu indah, membawakan sebuah handuk kecil,seraya berkata, “tuh kan, kambingnya basah.. orang ga usah aja tadi..”

Aku nyengir, dan bilang, “ahh, gpp, kesian kamu tar kalo gak makan malah masuk angin trus sakit, gak ada yang aku ajak nyengnyong”. (nyanyi = karaokean)

Dan kami tertawa, menghabiskan waktu malam dingin itu di teras kost, menemaninya makan nasi goreng ditemani caphucinno hangat.

Dan sejak itulah panggilan ‘Mbink’ melekat padaku, sampe teman-teman lain juga ngikut.. Dan aku, mulai memanggilnya sapi.. dan... hubungan itu menjadi lebih dalam dari yang aku kira..

*****

Sambungan cerita ini.. temukan di catatan Facebookku, temukan aku dulu :) di http://on.fb.me/p14cph


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun