Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batik Bantengan, Ketika Tradisi dan Budaya Menjadi Ciri Khas Baru

4 November 2023   11:33 Diperbarui: 4 November 2023   11:34 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motif Batik Bantengan (Dok. Merdeka) 

"Selalu ada kepala banteng, bunga tujuh rupa, dupa, kemenyan, arang, alat musiknya, cemeti. Semua unsur itu daplikasikan dalam batik. Jadi kalau tidak ada kepalanya biasanya dimunculkan bunga tujuh rupa atau yang lain," jelasnya.

Anjani berhasil melestarikan tradisi dan budaya yang melahirkan sebuah ciri khas yang baru. Batik Bantengan yang kini telah dipatenkan sebagai batik khas Kota Batu bukan hanya merambah pasar lokal dan nasional. Karya-karya Anjani juga merambah pasar internasional dengan mengikuti pameran besar di Malaysia, Singapura, Taiwan, Ceko, India hingga Australia.

Ikut berbagai pameran (Dok. IDN Times) 
Ikut berbagai pameran (Dok. IDN Times) 

Usaha Anjani Sekar Arum dalam melestarikan budaya Bantengan, mengangkat derajat ekonomi daerah, serta meneruskan keahlian pada generasi muda inilah yang membuatnya menjadi penerima Apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 di bidang kewirausahaan.

Selain sanggar dan galeri batik, Anjani juga mendirikan Komunitas Batik Cilik Indonesia yang tersebar di beberapa kota seperti Batu, Yogyakarta dan Singkawang dimana komunitas ini saling bersinergi dan terus berjejaring.

"Cita-cita dan kepuasan saya adalah membangun komunitas pembatik cilik se-Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dengan begitu akan muncul bibit-bibit pembatik Indonesia dan batik bisa dikenal secara luas," tutupnya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun