Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Akun dikelola oleh fanpage Denny Ja

Kumpulan Esai Denny Ja soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku film dan lagu.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengapa Olahraga Padel Cepat Sekali Naik Daun?

13 September 2025   08:26 Diperbarui: 13 September 2025   08:26 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pengurus Padel District Ciputat menghitung modal yang kembali hanya dalam sebelas bulan, mereka sadar: padel bukan sekadar olahraga, tapi mesin ekonomi baru.

Lapangan padel adalah magnet. Ia menarik bukan hanya pemain, tapi juga penonton, EO turnamen, kafe, bahkan galeri seni.

Lihatlah Sabtu-Minggu. Dari jam 6 pagi hingga tengah malam, jam 24.00,  empat lapangan penuh. Puluhan, bahkan ratusan orang datang silih berganti.

Mereka membeli kopi, menyewa raket, memesan makanan. Perputaran uang terjadi tanpa henti.

Namun berbeda dari bisnis biasa, padel adalah bisnis yang mengikat komunitas. Orang datang bukan hanya untuk membayar sewa, tapi untuk merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Ini sebuah keluarga urban yang menemukan rumah baru di tengah kaca dan pantulan bola.

-000-

Di Madrid, banyak kesepakatan bisnis lahir di lapangan padel. Mengapa? Karena padel menciptakan suasana setara.

Di balik dinding kaca, seorang CEO bisa berpasangan dengan mahasiswa, seorang menteri bisa bermain melawan seniman jalanan. Tidak ada podium, tidak ada protokol. Hanya empat raket dan sebuah bola.

Lobi di meja makan bisa penuh kepura-puraan. Negosiasi di kantor bisa terasa kaku. Namun di lapangan padel, semua orang sama-sama berkeringat, sama-sama salah pukul, sama-sama tertawa.

Inilah seni lobi yang otentik, persahabatan lebih dulu, kesepakatan bisnis kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun