Mohon tunggu...
Denni Candra
Denni Candra Mohon Tunggu... Praktisi Komunikasi - Penulis - Pengajar

Praktisi Komunikasi, Personal Development serta HR – LnD Enthusiast yang suka nulis, penyuka kopi, traveling dan hobi gowes. Selain itu juga memfokuskan diri untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran di bidang Learning & Development, Risk Management, Kepenulisan, Public Speaking dan Tranformasi Budaya (Culture Transformation). Untuk kerja sama kegiatan fasilitasi, kepenulisan dan lainnya, boleh hubungi saya melalui media sosial atau email: info.dennicandra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menyikapi Krisis Viral: Kasus TikTok Karyawan Pertambangan

5 Februari 2025   09:24 Diperbarui: 5 Februari 2025   09:24 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan utama yang perlu disampaikan adalah:

- Perusahaan peduli terhadap semua karyawan, baik tetap maupun honorer.

- Perusahaan berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang adil dan berkualitas.

- Perusahaan akan menindaklanjuti hasil investigasi dan mengambil langkah perbaikan jika diperlukan.

Pesan ini harus disampaikan secara jelas dan berulang-ulang melalui berbagai saluran komunikasi, baik itu media sosial, website perusahaan, atau email internal. Konsistensi pesan akan membantu membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa perusahaan serius dalam menangani krisis ini.

4. Melibatkan Stakeholder yang Terdampak: Dengarkan Suara Mereka

Dalam krisis seperti ini, stakeholder yang terdampak tidak hanya karyawan yang membuat konten, tetapi juga karyawan honorer, manajemen, pelanggan, dan bahkan mitra bisnis. Perusahaan perlu melibatkan mereka dalam proses komunikasi krisis. Misalnya, perusahaan bisa mengadakan pertemuan internal dengan karyawan untuk mendengarkan keluhan dan masukan mereka. Ini akan memberikan kesan bahwa perusahaan benar-benar peduli dan ingin memahami perspektif semua pihak.

Selain itu, perusahaan juga bisa mengeluarkan surat terbuka kepada publik yang menjelaskan langkah-langkah yang sedang diambil. Surat terbuka ini tidak hanya menunjukkan transparansi, tetapi juga memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk menyampaikan pesan langsung kepada publik tanpa distorsi dari media.

5. Memperbaiki Kebijakan dan Sistem: Jangan Hanya Selesaikan Krisis, Tapi Cegah Terulang

Jika hasil investigasi menunjukkan adanya ketimpangan dalam layanan kesehatan, perusahaan harus segera memperbaiki kebijakan dan sistem yang ada. Ini bukan hanya tentang menyelesaikan krisis, tetapi juga tentang mencegah masalah serupa di masa depan. Misalnya, perusahaan bisa mempertimbangkan untuk menyediakan layanan kesehatan yang setara untuk semua karyawan, baik tetap maupun honorer.

Selain itu, perusahaan juga perlu memperbarui kebijakan penggunaan media sosial bagi karyawan. Misalnya, melarang penggunaan seragam perusahaan atau lokasi kerja dalam konten pribadi. Pelatihan tentang etika bermedia sosial dan dampaknya terhadap reputasi perusahaan juga perlu diberikan kepada karyawan. Langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu mencegah krisis serupa di masa depan, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan serius dalam memperbaiki diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun