Mohon tunggu...
Octavitriadi
Octavitriadi Mohon Tunggu... Tukang Ketik -

Tetap tukang ketik surat di sebuah kantor, bergabung di Kompasiana untuk menunjukkan eksistensi "Aku ngomPasiana maka Aku masih ada."\r\nSuami yang hingga saat ini memiliki seorang istri dan dua orang putri yang sama-sama manis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Punya Motor = Orang Mampu

1 Juni 2012   03:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Bila di luar negeri, orang yang memiliki mobil atau motor pribadi berarti dianggap orang mampu" Ujar Evi, Humas Pertamina saat wawancara di RRI Surabaya, Jum’at pagi ini (1/6), dalam sebuah acara talk show di RRI Surabaya. Pernyataan tersebut disampaikan berkaitan dengan sosialisasi penggunaan BBM non subsidi, yang mulai Juni ini sudah diterapkan di beberapa SPBU.

Pelaksanaan penggunaan BBM non subsidi tampak terlihat di beberapa SPBU di Surabaya dengan menaruh papan petunjuk untuk kendaraan bermotor yang “sukarela” mengisi kendaraannya dengan BBM non subsidi. Meski dalam kenyataannya kebanyakan pemilik kendaraan bermotor ternyata lebih suka mengarahkan kendaraannya ke pengisian bensin premium subsidi.

Mungkin bila kita mengacu pada negara-negara dengan sistem transportasi massal yang telah tertata dengan baik dan infrastruktur penunjang yang memadai, pernyataan Humas Pertamina tersebut memang benar adanya. Tetapi bila pernyataan tersebut diterapkan di Indonesia, alangkah naifnya pernyataan tersebut.

Di Indonesia, masyarakat lebih memilih untuk membeli moda pribadi karena efektifitas, efisiensi, keamanan dan kenyamanan daripada naik moda transportasi massal. Hal ini disebabkan belum terintegrasinya jalur moda transportasi massal sehingga masyarakat harus berkali-kali berganti kendaraan umum untuk ke tempat tujuannya, itu akan menyebabkan pembengkakan anggaran. Belum lagi kondisi moda transportasi massal di Indonesia yang jauh sekali dari nyaman dan tercukupi. Coba dilihat saja pada jam-jam sibuk di perkotaan, dimana banyak moda transportasi massal penuh sesak dengan penumpang yang kebetulan belum punya moda pribadi, belum lagi faktor keamanan yang sangat rawan.

Andai saja para pejabat dan pembuat kebijakan sudi untuk tidak menggunakan moda dinas atau pribadinya dan berganti dengan moda transportasi massal seperti yang pernah dilakukan Meneg BUMN, Dahlan Iskan, pasti mereka akan memahami mengapa masyarakat di Indonesia cenderung untuk membeli moda pribadi, bukan karena mereka kaya dan mampu tetapi keadaan yang memaksa mereka membeli moda pribadi meski dengan harus mengangsur dengan memotong penghasilan mereka.

Oleh karena itu jangan keluarkan kebijakan yang tidak mutu (untuk saat ini) sebelum memperbaiki infrastruktur yang ada.

SEKALI LAGI MASYARAKAT BELI MOTOR BUKAN KARENA MAMPU TETAPI KARENA TERPAKSA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun