Mohon tunggu...
denisatiaracitra
denisatiaracitra Mohon Tunggu... mahasiswa

Salam kenal teman-teman!

Selanjutnya

Tutup

Seni

Mahasiswa PGSD UNNES Hadirkan Inovasi Pembelajaran Seni dan Budaya di SDN Sukorejo

9 Oktober 2025   02:12 Diperbarui: 9 Oktober 2025   02:12 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Ide Pembelajaran Kepada Mitra

Sukorejo, 27 September 2025 --- Alya Afifah Azahra, mahasiswa yang tengah melaksanakan program Bhakti Akademisi, memberikan kontribusi nyata bagi SD Negeri Sukorejo, Kabupaten Semarang. Dalam kesempatan ini, Alya memperkenalkan ide pembelajaran yang mengintegrasikan karya seni rupa dengan muatan budaya Jawa, melalui pengembangan media pembelajaran Wayang Punokawan dari serbuk kayu daur ulang.

Melalui kegiatan ini, Alya mengajak guru mitra untuk melihat potensi limbah serbuk kayu sebagai bahan edukatif yang ramah lingkungan. Hasilnya adalah karya seni berbentuk wayang Punokawan yang tidak hanya menonjolkan nilai estetika, tetapi juga sarat makna budaya dan edukatif. Wayang ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran Bahasa Jawa dengan mengangkat karakter Punokawan---Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong---sebagai tokoh lokal yang kaya pesan moral dan filosofi kehidupan.

Kepala SD Negeri Sukorejo, Umi Nor Atiqah, S.Pd., SD, menyampaikan kesan positif terhadap inovasi yang dibawa Alya. Ia menilai karya tersebut mampu menghadirkan pengalaman belajar yang kreatif, bermakna, dan relevan dengan konteks budaya lokal.

 "Media pembelajaran Wayang Punokawan ini sangat menarik. Anak-anak jadi lebih mudah memahami nilai-nilai budaya Jawa melalui pendekatan seni yang interaktif dan ramah lingkungan. Kami akan terus memanfaatkan karya ini dalam pembelajaran di sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Alya Afifah Azahra menyampaikan bahwa kegiatan Bhakti Akademisi ini menjadi pengalaman berharga baginya untuk berkontribusi langsung dalam dunia pendidikan dasar. Ia merasa bangga dapat menghadirkan karya yang tidak hanya melatih kreativitas siswa, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Jawa. 

"Saya ingin karya ini menjadi contoh bahwa pembelajaran bisa menyenangkan, kontekstual, dan berakar pada budaya lokal," ungkap Alya.

Karya Wayang Punokawan dari serbuk kayu yang diinisiasi oleh Alya menjadi bukti bahwa inovasi dan pelestarian budaya dapat berjalan beriringan. Melalui kreativitas dan kolaborasi dengan pihak sekolah, kegiatan Bhakti Akademisi ini berhasil menginspirasi guru dan siswa untuk terus berkarya sekaligus menjaga warisan budaya Nusantara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun