Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jalan Berliku Menuju Kompasianival 2019

27 November 2022   14:50 Diperbarui: 2 Desember 2022   14:18 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianaval 2019 (dokpri)

Jelang kompasianival 2022 ada kisah yang tak akan pernah saya lupakan terkait kompasianaval.  Yakni acara kompasianival tahun 2019 di daerah Fatmawati Jakarta Selatan.

Secara keseluruhan saya sudah tidak memiliki ganjalan atau kendala dengan yang namanya Kompasianival. Artinya saya sudah tahu nih ada apa di kompasianaval. Macam apa sih acara Kompasianaval? 

Tidak seperti diawal-awal menghadiri acara kompasianival. saya seperti anak ayam kehilangan induknya. Ini kisah lengkapnya.

https://www.kompasiana.com/denik13/6372cdf834b8983464257f43/jelang-kompasianaval-2022-seperti-anak-ayam-kehilangan-induk-di-smesco

Saya benar-benar tidak tahu ada apa dan seperti apa acaranya. Saya hanya daftar dan datang saja. Berbeda dengan acara kompasianaval 2019. Saya sudah mulai mengenal Kompasianer dari berbagai daerah. Saya juga sudah bergabung dengan komunitas yang ada di Kompasiana. Yakni KOMiK Kompasiana.

Bahkan bersama KOMiK saya ikut berkontribusi dalam buku antologi Sinema Indonesia, Apa Kabar? Buku yang akan dilaunching bertepatan dengan acara kompasianival 2019. Bahkan KOMik membuka both komunitas di sana. Saya diminta untuk membantu jaga both.

Both KOMiK di Kompasianaval 2019 (dok.komik)
Both KOMiK di Kompasianaval 2019 (dok.komik)


Membayangkan semua itu rasanya senang sekali. Oleh karenanya saya agendakan untuk datang ke Kompasianival 2019. Tentu saja dengan berbagai rencana dan angan-angan di kepala.

Namun rencana tersebut tidak semulus yang saya bayangkan. Di hari yang sama digelarnya acara Kompasianaval 2019, saya dan teman-teman sanggar gamelan harus tampil di sebuah acara. Duh, saya seperti makan buah simalakama. Serba salah.

Saya tidak mungkin mundur dari acara sanggar gamelan. Karena akan merusak performa. Lagi pula acara tersebut sudah jauh-jauh hari juga diagendakan. Seharusnya acara sanggar gamelan itu berlangsungnya satu Minggu sebelum acara kompasianaval.

Karena satu dan lain hal maka diundur Minggu berikutnya yang bertepatan dengan acara Kompasianaval. Jadilah saya kebingungan mengatur waktu. Syukurnya acara bersama sanggar gamelan hanya sampai pukul 12 siang.

Usai acara bersama sanggar gamelan di daerah Matraman, saya langsung meluncur menuju daerah Fatmawati. Tempat berlangsungnya acara Kompasianaval 2019. Saya tidak ikut istirahat dan makan siang bersama teman-teman sanggar gamelan. Karena mengejar waktu.

Maka begitulah, dengan semangat '45 saya melaju dengan motor kesayangan di tengah deru dan debu Jakarta siang hari. Tanpa memperhitungkan segala sesuatunya. Artinya saya lupa kalau jalanan di Jakarta saat akhir pekan macetnya luar biasa sekali.

Benar saja. Saya terjebak kemacetan yang sangat parah. Parahnya, saya menolak makan siang usai tampil bersama sanggar gamelan. Alhasil perut saya meronta-ronta tak karuan. Saya berdoa dalam hati agar jangan kambuh asam lambung ini. Bisa repot.

Tak lama saya sudah mendekati lampu merah yang menuju arah Fatmawati. Ada secercah kebahagiaan di hati. Sebentar lagi saya akan tiba ditujuan. Artinya saya bisa segera bergabung dengan teman-teman KOMiK.

Ternyata tidak semulus itu perjalanan saya ke kompasianaval 2019. Ketika menunggu lampu hijau menyala, ada pengendara motor yang memberitahukan bahwa ban belakang motor saya sepertinya bocor.

"Hah! Apa iya?"

Saya langsung berdiri dan melongok ban belakang motor yang saya tunggangi. Benar saja. Bannya bocor. Ya, ampun ada-ada saja sih.

Saya pun segera turun dan menuntun motor ini untuk mencari bengkel terdekat. Saya tanya beberapa orang yang ditemui, jawabannya sama semua.

"Maaf, saya tidak tahu."

Saya terus menuntut motor sambil mencari tukang ojek pangkalan. Saya pikir mereka pasti tahu dimana bengkel terdekat. Benar saja. Abang dan bapak-bapak ojek pangkalan memberitahu letak bengkel motor terdekat.

"Lumayan jauh."

Tak apalah yang penting ada bengkel sepeda. Maka begitulah. Saya menuntun motor sampai tiba di bengkel yang dituju. Tiba di bengkel masih harus mengantri. Syukurnya disebelah bengkel ada warteg. Saya selamatkan lambung dulu daripada duduk manis di bengkel. Usai makan saya hendak membayar. Ternyata saya salah membawa dompet.

Dompet yang saya bawa isinya uang recehan untuk parkir dan membeli bensin. Sedangkan yang berisi kartu ATM dan lain-lain tidak terbawa. Saya tidak ada mobil banking dan gopay pula. Untungnya SIM dan STNK terpisah. Jadi aman. Saya was-was saat tukang warteg menghitung makanan. Syukurnya uang di dompet cukup.

Tak berapa lama giliran motor saya ditangani oleh tukang bengkel. Seharusnya saya merasa senang ya? Nyatanya tidak. Saya merasa senep alias mules-mules nih perut. Bukan karena usai makan di warteg. Melainkan kondisi ban belakang yang harus diganti. 

Sementara uang di dompet hanya cukup untuk tambal ban saja. Duh, saya pusing bukan kepalang. Bagaimana ini? Akhirnya saya telpon adik di rumah. Saya ceritakan masalahnya. Meski sambil cemberut dan marah-marah tapi adik saya mau datang mengantarkan dompet dan uang saya.

Selesai satu masalah. Datang lagi masalah baru. Karena saya mesti menunggu lama di bengkel. Jarak Ciledug ke Fatmawati tidak dekat loh. Sementara teman-teman KOMiK sudah menanyakan posisi saya. Duh, rasanya panik sekali.

Dalam kondisi seperti itu tiba-tiba ada tukang gojek yang menghampiri saya. Dia bercerita kalau suruhan adik saya. Rupanya adik saya menghubungi temannya yang gojek yang mungkin sedang berada di sekitar daerah Fatmawati. Ya, ampun. Benar juga sih idenya. Kalau adik saya sendiri yang meluncur ke sini kapan sampainya.

Setelah semua urusan beres, saya segera menuju lokasi acara Kompasianaval 2019. Di sana sudah menunggu teman-teman KOMiK. Juga teman-teman lainnya yang sudah janjian untuk ketemu di sana. Seperti ibu Sri Subekti dari Kudus. Mba Indah Noing yang sering bertegur sapa di media sosial.

Dokumen KOMiK
Dokumen KOMiK

Puncak kebahagian hari itu adalah diterimanya buku antologi Sinema Indonesia, Apa Kabar? dan saya mendapatkan door prize dari Kompasiana. 

Wah, semua rasa letih dan keruwetan hari itu untuk menuju kompasianaval 2019 sirna, terhapus oleh perasaan senang atas kebersamaan yang tercipta bersama teman-teman Kompasianer. Duh, jadi tak sabar menanti gelaran Kompasianival 2022. (EP)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun