Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mudik, Upaya Menjaga Hubungan Baik dengan Keluarga

24 April 2022   11:49 Diperbarui: 24 April 2022   11:58 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture: ferretfurriesandotherthingies.blogspot.com

Mudik bagi saya bukan sebuah keharusan. Sejak orang tua masih ada maupun setelah mereka tiada. Sebab kami tinggal bersama di kota yang sama.

Ketika orang tua masih ada, mudik yang kami lakukan guna mengunjungi saudara ibu atau bapak yang sudah sepuh dan berada di daerah lain. Sebab kemungkinan untuk mereka yang datang ke Jakarta agak sulit.

Selain urusan fisik, juga masalah keuangan. Jadi kami yang sehat dan diberikan kelonggaran rezekilah yang datang berkunjung. Kenapa memilih momen lebaran? Sebab hanya di saat lebaran semua saudara dari berbagai daerah bisa berkumpul jadi satu.

Itulah kenapa sejak dulu saya dan keluarga melakukan mudik. Itupun usai salat Idul Fitri baru berangkat. Agar bisa berlebaran dengan tetangga sekitar rumah terlebih dulu.

Setelah orang tua tiada, saya tetap melakukan mudik kala lebaran tiba. Hanya saja tidak setiap lebaran. Mengunjungi saudara di daerah bisa saya lakukan ketika libur panjang.

Berhubung sejak pandemi ada pelarangan untuk mudik. Serta aturan yang ketat bagi yang akan melakukan perjalanan ke luar kota. Maka saya benar-benar tidak kemana-mana.  Baru tahun 2022 ini ketika diperbolehkan mudik, maka saya pergunakan kesempatan tersebut.

Jadi mudik bagi saya, sejak dulu sampai sekarang adalah untuk menjaga hubungan baik dengan saudara. Apalagi setelah orang tua tiada. Salah satu kewajiban anak adalah meneruskan dan menjaga hubungan baik yang sudah dibangun oleh orang tua.

Kalau ada yang mengatakan bahwa mudik kesempatan untuk pamer. Pamer apapun itu, rasanya tidak ada dalam kamus saya. Untuk apa? Apa manfaatnya?

Maka ketika kumpul keluarga dan ada yang pamer pekerjaan, keluarga maupun kekayaan lain. Saya senyumin saja. Lalu saya simpan dalam ingatan beberapa hal yang mereka katakan. Siapa tahu jadi ide tulisan. Bukan begitu? (EP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun