Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PON XX Papua 2021: Mentari Harapan Baru dari Timur dan Momen Kebangkitan Indonesia

30 Juli 2021   21:57 Diperbarui: 30 Juli 2021   22:29 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Lukas Enembe (picture by Papua dalam berita.com)

Kan kuingat selalu, kan kukenang slalu

Senja indah, senja di Kaimana

Seiring Surya meredupkan sinar

Dikau datang ke hati berdebar

Kau usapkan tangan halus mulus

Di luka nan parah penuh debu

Senja di Kaimana dan kasihmu dara

Dalam jiwa hingga akhir masa

                   (Senja Di Kaimana-Alfian)

Lirik lagu tahun 60-an milik Alfian tersebut di atas telah menyiratkan keindahan daerah Papua.  Sedikit banyak lirik lagu tersebut melambungkan angan untuk mengunjungi daerah Papua suatu saat nanti. 

Meski secara geografis Kabupaten Kaimana kini berada di provinsi Papua Barat. Tetap saja merupakan bagian dari tanah Papua. Jadi tak menghalangi saya untuk memasukkan Kaimana sebagai salah satu tempat yang ingin dikunjungi.

Tak hanya itu, keindahan Danau Sentani yang berada di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam Cyclops juga menarik perhatian saya untuk suatu saat bisa berkunjung ke sana.

Danau Sentani terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Danau ini memiliki kekayaan alam ikan air tawar yang sangat melimpah. Menarik bukan? Wajarlah jika saya berharap sekali bisa berkunjung ke sana. Rasanya teman-teman juga demikian bukan?

Itu dua hal yang sejak dulu menarik perhatian saya untuk suatu saat bisa berkunjung ke Papua. Tak hanya itu, Noken yang merupakan tas tradisional masyarakat Papua juga menjadi daya tarik tersendiri bagi saya terhadap keunikan daerah Papua. 

Rupanya dunia juga mengakui tentang keunikan noken. Pada tanggal 4 Desember 2012 noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda (UNESCO).

Kini, tahun 2021 Provinsi Papua menjadi tuan rumah PON XX. Sebagai penyuka olahraga sepak bola, bertambah lagi tempat yang kelak ingin saya kunjungi di Papua. Yakni Stadion Lukas Enembe.

Stadion yang terletak di Kampung Harapan, Kelurahan Nolokla, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura ini disebut sebagai stadion terindah di Indonesia. Wah, semakin membuat saya ingin segera bisa ke sana.

Dengan latar Pegunungan Cyclook dan Danau Sentani, sudah terbayang keindahan stadion tersebut. Nantinya Stadion Lukas Enembe menjadi lokasi utama upacara pembukaan dan penutupan PON XX Papua. 

Perhelatan PON XX Papua 2021 tinggal menghitung hari. Pemerintah daerah Papua dan masyarakat setempat sudah siap menyambut para atlet dan official serta para undangan yang akan hadir. Saya sebagai penikmat olahraga sudah tidak sabar juga menanti momen istimewa tersebut.

Saya katakan momen istimewa sebab PON XX Papua 2021 dilaksanakan dalam masa pandemi. Oleh karenanya disebut juga dengan Pondemi.  Kemudian Papua merupakan tuan rumah pertama PON di Kawasan Timur Indonesia . 

Menariknya lagi, penyebutan untuk 4 kota/kabupaten penyelenggara PON adalah klaster. Berikut ini 4 kota/kabupaten penyelenggara PON tersebut:

- Klaster Kota Jayapura, lokasi bagi 15 cabang olahraga dan 21 nomor disiplin.

- Klaster Kabupaten Jayapura, lokasi bagi 14 cabangnya olahraga dan 22 nomor disiplin.

- Klaster Kabupaten Mimika, lokasi 9 caban olahraga dan 12 nomor disiplin.

- Klaster Kabupaten Merauke, lokasi 6 cabang olahraga dan 6 nomor

Tentang Papua Sebagai Tuan Rumah PON XX

PON merupakan Pekan Olahraga  Nasional yang  diselenggarakan empat  tahun sekali. Sejak PON I di Solo tahun 1948, belum pernah sekalipun kawasan Timur Indonesia menjadi tuan rumah. Baru pada PON XX Papua terpilih sebagai tuan rumah, melampaui Aceh dan Bali yang sudah siap menjadi tuan rumah PON.

Bagi saya, tak masalah siapapun yang menjadi tuan rumah. Yang penting tetap ada gelaran olahraga. Apalagi dalam masa pandemi seperti sekarang. Menonton pertandingan olahraga menjadi hiburan yang bisa meningkatkan imun tubuh.

Maka ketika Papua yang ditetapkan sebagai tuan rumah PON XX, sungguh sesuatu yang menarik. Sebab Bumi Cendrawasih memang memiliki banyak keistimewaan. Dari sisi seni budaya, kuliner, pariwisata, ekonomi hingga sumber daya manusianya. 

Sehingga tak hanya sisi olahraganya yang akan kita dapatkan. Melainkan juga sisi seni budaya, kuliner dan pariwisatanya.

Papua memiliki banyak tarian tradisional yang bisa kita lihat. Seperti Tari Salawaku dan Tari Cendrawasih. Alat musik tifa yang merupakan alat musik khas Papua bisa menjadi daya tarik tersendiri. Begitu juga dengan koteka yang merupakan baju tradisional masyarakat Papua. 

Belum lagi rumah adat Honai yang biasa digunakan oleh suku Dani. Salah satu suku yang ada di Papua. Tak kalah serunya adalah soal kuliner. Papeda, sagu lempeng dan sate ulat sagu bisa menggugah kita untuk bertualang rasa.

Tentang Maskot PON XX Papua

Untuk maskot PON XX Pemerintah Provinsi Papua memperkenalkan dua hewan khas Papua, yaitu Kangpho dan Drawa. Dilansir dari situs KOMINFO, berikut ini penjelasan tentang kedua maskot PON XX.

Maskot PON XX Papua (picture by KOMINFO)
Maskot PON XX Papua (picture by KOMINFO)

Kangpho kepanjangan dari Kanguru Pohon. Satwa khas Australia yang ternyata ada di Papua. Kanguru Pohon yang sangat terkenal adalah Kanguru Pohon mantel emas. Mamalia yang memiliki kantung di perut. Makannya buah dan biji-bijian.

Kanguru Pohon memiliki warna kuning keemasan di bagian pipi, leher dan kaki. Oleh karenanya hewan ini dijuluki hewan mantel emas.

Selain Kangpho, satu lagi hewan yang menjadi maskot PON XX Papua. Yaitu Drawa atau burung Cendrawasih. Hewan khas daerah Papua juga.

Drawa adalah burung jantan dewasa yang memiliki hiasan didominasi warna merah, jingga dan warna campuran antara merah dan jingga pada bagian sisi perut. Sementara bulu dada berwarna cokelat tua. Uniknya lagi, pada ekor Drawa terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam.

Tak kalah menarik dan unik adalah hiasan yang digunakan oleh dua maskot PON XX, Kangpho dan Drawa. Keduanya dilengkapi dengan rumbai dari kulit kayu. Sementara untuk menutupi bagian pinggang ke bawah dilengkapi dengan hiasan ukiran Papua.  Rasanya tidak boleh tidak. Mesti memiliki maskot PON XX.

Tentang Logo PON XX Papua

Tak hanya Maskot PON XX yang memiliki makna unik. Logo PON XX juga memiliki makna yang tak kalah unik. Masih dilansir dari situs KOMINFO. Berikut ini makna dari Logo PON XX.

- Tiga Lingkaran, punya arti Prestasi, Sportivitas dan Solidaritas.

- Segitiga Menjulang, mewakili kekayaan sumber daya alam Papua.

- Bentuk Stadion Papua Bangkit, simbol wadah pemersatu.

Secara keseluruhan bisa dilihat dalam gambar berikut.

Picture by KOMINFO
Picture by KOMINFO

Ada banyak manfaat dengan terselenggaranya PON XX Papua 2021. Antara lain:

- Bisa mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah sana. 

- Bisa membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

- Bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Selain itu gelaran PON XX Papua 2021 bisa dijadikan momentum kebangkitan bangsa Indonesia dari COVID-19. Kondisi yang sudah membuat kita terpuruk selama dua tahun belakangan.

Semoga pelaksanaan PON XX Papua 2021 berjalan dengan lancar. Sehingga apa yang diharapkan oleh saya dan kita semua bisa terwujud. PON XX Papua 2021 Mentari Harapan Baru dari Timur dan Momen Kebangkitan Bangsa Indonesia dari Pandemi. (EP)

Referensi:

Wikipedia.com

Kominfo.go.id

Ponxx2020papua.com

Papuadalamberita.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun