Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Maritim, Pesona Lain Tanjung Priok

15 Januari 2019   09:05 Diperbarui: 15 Januari 2019   10:38 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar nama Tanjung Priok yang terlintas dipikiran adalah panas, riweh, truk besar dan kapal. Satu lagi, rawan. Yah, itu yang ada dipikiran saya. Mungkin juga yang ada dibenak sebagain besar masyarakat awam. 

Tapi itu dulu. Sekarang sudah tidak lagi. Tanjung Priok yang sekarang menjadi tempat yang bisa saya rekomendasikan untuk senantiasa dikunjungi. Karena apa? Karena di sana ada museum yang pada bulan Desember lalu baru saja di soft launching. Namanya Museum Maritim.

"Loh! Bukankah sudah ada Museum Bahari? Paling konsep dan isinya tak jauh berbeda." 

Eits, jangan salah menduga dulu. Ini beda. Kalau Museum Bahari letaknya di dekat Pelabuhan Sunda kelapa. Sedangkan Museum Maritim berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Konsep dan isinya juga berbeda. Di Museum Maritim kita lebih banyak mengenal sejarah pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Juga peralatan yang ada dalam sebuah kapal. 

Museum Maritim menempati bekas kantor Pelindo yang lama. Berupa bangunan tiga lantai peninggalan jaman Belanda yang sudah ada sejak tahun 1958. Jadi termasuk bangunan cagar budaya. 

Masuk dari pintu utama kita akan disambut penerima tamu dengan senyum dan sapanya yang ramah. Bersiaplah mengisi buku tamu. Sampai saat ini pengunjung belum dikenakan tiket masuk. Jadi kita bisa langsung berkeliling melihat-lihat museum. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Museum terdiri dari dua ruang diorama. Masuk ke arah kanan, kita akan disuguhi sejarah perdagangan di Indonesia pada masa kolonial Belanda. Sedangkan arah kiri dari pintu masuk, kita akan disuguhi sejarah pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Di sini ada tempat yang menurut saya sangat menarik. Yaitu ruangan nahkoda kapal. Tentu saja replika nya. Tetapi suara ombak dan burung-burungnya nyata. Jadi seperti sungguhan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Usai mengeksplor lantai satu, selanjutnya kita naik ke lantai dua. Bisa dengan lift atau tangga biasa. Di lantai dua terdapat ruang audiovisual, musallah, ruang pameran, ruang seminar dan rencananya beberapa cafe di bagian balkon. Saat ini masih dalam perencanaan. Tetapi dari sini kita bisa melihat gedung Pelindo yang baru. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dari lantai dua jika tidak lelah bisa naik ke lantai tiga. Ruangannya kecil sih. Tangga naiknya pun seperti di mercusuar. Tetapi dari sini kita bisa melihat aktivitas di pelabuhan dengan jelas. Kapal-kapal besar dengan air lautnya yang biru macam lukisan dilihat dari kejauhan. Menarik bukan?

Lalu untuk akses menuju ke sana bagaimana? Mudah saja. Bagi pengguna angkutan umum bisa naik bus Transjakarta dan berhenti di halte terakhir, Tanjung Priok. Dari sana tinggal jalan kaki menuju pelabuhan. Ke depannya sih menurut Tinia Budiarti, kepala Museum Maritim, akan disediakan bus yang bisa membawa pengunjung melihat pelabuhan dari dekat. Bahkan naik ke kapal yang sudah ditentukan. Wah, jadi enggak sabar menunggu grand launchingnya nih. 

Penasaran? Yuk berkunjung ke sana. Kalau bingung, bisa ajak saya untuk dijadikan guide loh! (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun