Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Catatan Cinta: Ibu dan Teori Feminisme

21 Desember 2021   07:52 Diperbarui: 21 Desember 2021   07:54 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Namun, intinya feminisme di mana pun memiliki tujuan sama yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada perempuan seperti halnya kepada laki-laki.

Feminisme muncul sebagai sebuah upaya perlawanan atas berbagai upaya kontrol laki-laki di atas. Feminisme sebagai gerakan pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa kaum perempuan pada dasarnya telah ditindas dan dieksploitasi serta usaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut.

Kaum feminis merupakan sekelompok perempuan yang bukan hanya memperjuangkan masalah gender, melainkan juga masalah kemanusiaan. 

Mereka tidak menitikberatkan pada persoalan kaum perempuan semata yang seolah-olah berbeda dengan kaum laki-laki, tetapi para perempuan menyadari bahwa mereka memiliki pengalaman yang sama dengan perempuan lain; tertindas dan tereksploitasi. 

Kaum feminis tidak melihat dari sisi gendernya, melainkan suatu kemanusiaan untuk membantu memberikan keadilan bagi perempuan lain. Gamman dan Marshment dalam buku Popular Culture karangan Dominic Strinati menjelaskan:

Sejak tahun tujuh puluhan akhir, kaum feminis telah... mengemukakan bahwa pengalaman kaum perempuan bersifat subordinat terhadap berbagai kategori maupun aturan yang ditekankan. 

Di sini pemberian Marxisme Eropa memiliki arti penting khusus: karya tentang "akal sehat" dan "ideologi" oleh Gramsci dan Althusser, maupun karya psikoanalisis berkenaan dengan pemerolehan gender, telah dipakai oleh kaum feminis untuk "memolitisir kehidupan sehari-hari---kebudayaan dalam pengertian antropologi dari berbagai praktik masyarakat yang dihidupkan"---dan untuk memproblematisasikan definisi kebudayaan feminitas dan maskulinitas.

Artinya bahwa seorang perempuan pada dasarnya memiliki hak yang sama, dan memerlukan perlakuan yang sama. Perempuan bisa memadukan permasalahan publik ataupun domestik. 

Seorang ibu yang bekerja di luar rumah, tetapi ketika memasuki rumah ia bisa mengatur urusan domestik dengan baik. Hal ini yang perlu digarisbawahi bahwa perempuan pun lebih kuat berdiri sendiri.

Ibu, perempuan yang selalu poin penting dalam keluarga. Ibu mengatur kasih sayangnya kepada semua anak-anaknya dengan merata. Ibu yang memberikan napas kehidupan dalam keluarga. 

Tangan-tangannya terampil dalam urusan domestik, pikiran-pikirannya cerdas dalam menyelesaikan pekerjaan publik. Ibu, sedari kecil saya berdiri, kau adalah terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun