Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sastra: Mengenal Kebudayaan Buton dalam Cerpen "La Runduma" Karya Wa Ode Wulan Ratna

16 November 2021   09:10 Diperbarui: 16 November 2021   09:18 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sastra dalam problem  lokalitas merupakan kesan yang terkandung dalam cerpen karya Wa Ode Wulan Ratna yang berjudul "La Runduma" yang masih berhubungan dengan warna lokal dan perempuan. Cerpen yang kaya akan nilai sosial budaya. Sebuah cerita yang mengangkat tradisi unik etnis Buton, khususnya tentang peristiwa upacara Posuo.

Dalam tinjauan sosiologis-ekspresif dapat disimpulkan bahwa cerpen La Runduma merupakan ekspresi psikologis dan sosial dunia Wa Ode Wulan Ratnaningsih dan konsep holistiknya yang dilandasi pemahaman budaya Buton. Melalui cerpen ini sebenarnya Wa Ode Wulan ingin menunjukkan identitasnya sebagai perempuan keturunan Buton. Oleh sebab itu tokoh-tokoh perempuan dalam cerpen ini menjadi semacam katalisator bagi gagasannya sendiri dan pendobrak dari budaya posuo Buton.

Berdasarkan tinjauan sosiologis-mimesis dapat disimpulkan bahwa cerpen La Runduma bersifat realistis, sesuai dengan dunia nyata. Nama-nama tokoh, status sosial, sikap hidup, adat-istiadat, dan perilaku sehari-hari para tokohnya merupakan potret atau cerminan kehidupan dunia nyata masyarakat Buton.

Berdasarkan sebuah tinjauan sosiologis-reseptif.  Pengarang dengan sangat menarik mengajak kita (pembaca) masuk dan merasakan sebuah upacara adat Buton yaitu posuo melalui rangkaian kata-kata. Pola pikir sang pengarang yang terbuka juga kita rasa ketika kita membaca cerpen ini. Di sini, ideologi pemikiran pengarang sangat jelas terasa. Sebuah pemikiran modernitas yang sudah seharusnya dan aturannya dapat mengikuti perkembangannya. Pengarang membawa kita kepada landasan yang hakiki yaitu sebuah cinta.

Daftar Pustaka 

 Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

 Untjen Djusen, Rambrata. 2000. Sastra dan Tanggung Jawabnya. Jakarta: Bukit Timbel.

 Van Luxemburg, Jan, dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

 Wulan, Wa Ode. 2005. La Runduma. Jakarta: CWI dan Menpora

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun