Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Cerpen "Orang-Orang Pos 327" Berdasarkan Teori Poskolonial

17 September 2021   09:53 Diperbarui: 17 September 2021   10:00 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sinopsis 

Orang-orang pos 327 

Ada seorang perempuan tua sedang memasang bilahan-bilahan bambu dengan menggunkan palu dan paku untuk memperbaiki kandang di pekarangan.  Pekerjaan itu dilakukan untuk membuat kambing piaraannya betah tinggal dalam kandang itu.  sedangkan cucunya, sibuk menimba air untuk memberi minum pada kambing mereka. Pada waktu itu, musim kemarau sehingga kambing-kambingnya sering mengembik untuk minta minum.

Waktu nenek dan cucunya sedang sibuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing, datanglah lima orang dengan berseragam tentara. Lima orang itu menanyakan kepada perempuan tua yang sedang memperbaiki kandang kambing, Apakah mereka melihat ada orang yang lewat tempat itu. Mereka tidak hanya menanyakan kepada perempuan tua saja tapi juga kepada cucunya hal yang sama.

Perempuan tua dan cucunya di introgasi dengan tidak bijaksana. Perempuan tua menjawab pertanyaan dengan posisi di suruh jongkok dan diacungkan senjata Api laras panjang ke wajahnya. Dengan cara menakuti-nakuti akan ditembak salah satu pemuda itu menanyakan hal yang sama. Cucunya, yang masih gadis ini juga diperlakukan tidak manusiawi, ia disuruh melihat matahari sambil menjawab pertanyaan.

Nenek dan cucuknya tidak memberikan informasi yang berguna untuk para pemuda berseragam tentara ini. Setelah dengan berbagai cara mencari keterangan dari perempuan tua dan cucunya dengan cara yang tidak manusiawi tidak mendapatkan hasil mereka akhirnya meninggalkan mereka.

Analisis Cerpen "Orang-orang Pos 327" berdasarkan Teori Poskolonial

Dari sinopsis cerpen "Orang-orang Pos 327" memperlihatkan adanya budaya Kolonial yang di turunkan kepada tentara. di sana terlihat adanya pemaksaan untuk mendapatkan informasi melalui penyiksaan dan penekanan secara psikologis atau kejiwaan. Dalam cerpen tersebut tergambarkan sorotan megenai posisi masyarakarat rendah, yaitu pada cerita ketika seorang nenek memperbaiki kandang kambingnya dengan bambu. Hal tersebut tentulah akan menjadi awal dari penderitaan masyarakat kecil dalam keseluruhan ceritanya. Pengarang mengungkapkannya secara mudah dan jelas serta sederhana ketika mengangkat kehidupan masyarakat rendah baik dari segi struktur maupun pergaulannya.

Para ahli menganggap bahwa ada discontinuitas antara era kolonialisme dengan poskolonial meskipun eranya berbeda. Misalnya, kemerdekaan Negara bekas jajahan tidak sekaligus menghilagkan penindasan antara Negara penjajah dengan Negara-negara jajahannya. masih saja berlanjut penjajahan ekonomi, social budaya, dan pemikiran terhadap Negara bekas jajahan. Bahkan, bisa saja kolonialisme dalam bentuk baru di mana penindaan dilakukan oleh pemerintah sendiri atau penindasan yang dilakukan oleh globalisasi (neo-kapitalisme) yang berlangsung lebih tersamar tapi dengan dampak lebih dasyat dari kolonialisme klasik.  (Lubis, 2006:205)  dalam cerpen ioni kita bias melihat bagaimana tentara, atau pemerinta tetap melakukan konsep-konsep penjajahan terhadap rakyatnya sendiri. di mana orang yang berkuasa, atau memiliki kekuatan melakukan penindasan kepada yang lemah.   Dominasi inilah yang disebut Nietszche sebagai penyakit sejarah yang mengkerdilkan masa depan dan menelungkupkannya dalam lubang hitam stagnasi.

Begitu cekatan permpuan tua itu memasang bilahan-bilahan bambu untuk memperbaiki kandang.

Kita kita melihat bahwa kedudukan dalam cerpen tersebut terlihat bahwa ada perbedaan yang menonjol, yaitu terlihat pada gambaran tokohnya. Kedudukan yang pertama ketika pengarang menggambarkan kehidupan masyarakat biasa, dan yang kedua pada tokoh yang digambarkan sebagai tentara. Tentara bias digambarkan memiliki kedudukan jauh lebih tinggi dari pada masyarakat rendah seperti tokoh si nenek dan anaknya. Oleh sebab itu, sebagai orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi, maka bias berbuat semena-mena terhadap masyarakat kecil. tentara itu merasa memiliki kekuasaan yang dapat dengan mudahnya memperlakukan orang lain secara tidak wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun