Mohon tunggu...
dennmasdeni
dennmasdeni Mohon Tunggu... Editor - Ordinary People who have extraordinary dreams

peminat masalah sejarah, sosial, agama, budaya, pendidikan dan literasi. pernah menjadi analis media, jurnalis, dan editor. Saat ini aktif sebagai ASN non PNS di Biro Perencanaan Kemenag.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Haji yang Mencerahkan

19 Mei 2021   09:37 Diperbarui: 19 Mei 2021   09:47 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apabila semua disandari karena Allah maka semua yang dipersiapkan harus benar-benar bersih dan suci. Adapun di bagian ke-4 mengupas peran pemerintah dalam menyiapkan sarana dan prasarana bagi warga negara yang ingin melaksanakan haji.

Bagian ke-5 buku ini adalah substansi. Membedah secara menyeluruh makna ihram, talbiyah, tawaf, Sa'i, Tahalul, Mabid di Muzdalifah, melontar jumroh, hingga mabid di Minna. Praktik-praktik ritual tersebut tentunya sudah dicontohkan oleh nabi dan memiliki pesan yang kuat untuk sebuah perubahan mental dan perubahan sosial. Ihram misalnya, adalah sebuah simbol persamaan yang universal semua manusia di hadapan Allah. Ihram juga simbol melepaskan ego ke-aku-an. 

Sekat-sekat sosial antara 'aku' dan 'kamu' melebur menjadi 'kita. Warna putih pakaian ihram juga menjadi simbol kerendahan hati. Tawaf, secara simbolis bermakna ketaatan dan ketundukan hamba kepada Allah, sama halnya dengan tata surya, di mana planet-planet secara teratur mengelilingi matahari sebagai porosnya dan hal itu diyakini sebagai bentuk ritual tertua dalam beribadah menyembah Allah.  

Bagian ke-6 adalah tujuan akhir dari pelaksanaan haji, yaitu menjadi haji yang mabrur. Haji mabrur merupakan idaman setiap orang yang menunaikan ibadah haji, bukan karena besarnya pahala yang diterima tetapi juga ampunan dan ridho dari Allah. kata Mabrur dari segi harfiah berarti puncak kebaikan. Dalam konteks sosial mabrur memiliki indikator yang dapat diukur, yaitu memiliki perilaku baik, ucapan santun, peran aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, dan peka terhadap masalah kemanusian. Pada Akhirnya haji mabrur inilah yang membawa perubahan sosial dilingkungannya. Para haji mabrur ini juga dapat berperan menjadi agen perubahan dilingkungan sekitar sehingga tujuan dari gerakan nasional revolusi mental dapat terwujud.

Di bagian ke-7 buku ini mengangkat best practice dan fail practice, atau kisah sukses dan gagal dari pelaksanaan haji. Mulai dari tukang bubur naik haji, tukang becak naik haji, tukang gorengan naik haji,  kisah tujuh kali berhaji namun tidak melihat ka'bah, hingga kisah kaki tersayat di muka ka'bah. cerita-cerita tersebut memberi pesan dan pelajaran penting tentang istimewanya ibadah haji. Dicerita-cerita tersebut kita bisa mengambil hikmah bahwa setiap perubahan besar harus diperjuangkan dengan cara yang benar dan sungguh-sungguh.

Kesimpulannya bahwa ibadah haji merupakan ibadah multidimensi, ibadah haji akan melahirkan keseimbangan amaliah yang berdimensi hubungan dengan Allah dan berhubungan dengan manusia dengan segala realitas sosial yang mengitarinya. Haji yang mabrur adalah haji yang mencerahkan yang dapat memberikan perubahan positif baik untuk individu maupun lingkungan sekitarnya. Kiranya buku ini layak dimiliki dan dibaca oleh para akademisi, santri, mahasiswa, penceramah serta birokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun