Surabaya, 26 Juni 2025 --- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali menyelenggarakan ruang diskusi progresif melalui kegiatan Diskotik Vol. 2 (Diskusi Rodok Menggelitik). Mengusung tema "Penulisan Ulang Sejarah: Melacak Jejak yang Disembunyikan dan Membongkar Dominasi Narasi Tunggal", diskusi ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan dihadiri oleh Seluruh Kader Komisariat Fisip Untag Surabaya.
Diskusi ini menghadirkan Bung Susilo Adhi S., S.AB Wakil Presiden BEM FISIP Untag Surabaya periode 2023--2024 sebagai pemantik utama. Dalam pemaparannya, Bung Susilo mengajak Kader untuk lebih kritis terhadap narasi sejarah yang diwariskan oleh negara, serta pentingnya penulisan ulang sejarah yang berpihak pada rakyat dan kaum tertindas.
"Sejarah selama ini ditulis dari sudut pandang penguasa. Banyak jejak penting dalam perjuangan rakyat yang dikubur atau dipelintir demi kepentingan politik kekuasaan. Maka, kita perlu menulis ulang sejarah sebagai bentuk perlawanan terhadap pelupaan yang disengaja," tegas Bung Susilo di tengah diskusi.
Diskotik Vol. 2 menjadi ruang yang memantik dialektika kritis terhadap konstruksi sejarah nasional, khususnya narasi-narasi dominan yang lahir sejak masa Orde Baru. Para Kader turut menyampaikan pandangan mereka mengenai sejarah gerakan kiri yang dihapus, peran perempuan yang terpinggirkan dalam catatan sejarah, serta proses pembungkaman terhadap suara-suara alternatif yang dianggap mengancam stabilitas kekuasaan.
Sekretaris Komisariat GMNI FISIP Untag Surabaya Alda aufa menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen GMNI dalam merawat nalar kritis dan semangat perjuangan intelektual. "Diskotik bukan hanya ajang diskusi, tapi juga alat perjuangan. Ini adalah cara kita melawan lupa, melawan dominasi wacana, dan memperjuangkan sejarah yang jujur dan berpihak," ujarnya.
Meski digelar secara online, semangat dan antusiasme Kader tetap terasa kuat. Diskusi berlangsung interaktif dan penuh semangat, membuktikan bahwa kesadaran kritis terhadap sejarah masih hidup di kalangan mahasiswa.
Di akhir diskusi, Ketua Komisariat GMNI FISIP Untag Surabaya Dendy setya putra juga selaku Presiden BEM FISIP Untag Surabaya periode 2025-2026 menegaskan bahwa penulisan ulang sejarah adalah bagian dari perjuangan ideologis yang tak bisa dipisahkan dari cita-cita keadilan sosial. "Melawan narasi tunggal bukan sekadar kritik, tapi sebuah upaya membebaskan pikiran. Sejarah harus menjadi milik bersama, bukan hanya milik mereka yang berkuasa."
Dengan terselenggaranya Diskotik Vol. 2, GMNI FISIP Untag Surabaya kembali membuktikan eksistensinya sebagai ruang dialektika yang konsisten melawan dominasi, membongkar kebungkaman, dan merawat ingatan kolektif bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI