Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wacana Pemindahan Ibu Kota, Upaya Pemerintah Menghilangkan Sistem Pembangunan Sentralistik

6 Juli 2017   17:08 Diperbarui: 6 Juli 2017   17:22 2211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kota Palangkaraya Sumber : Disparekraf Palangkaraya

Dalam beberapa waktu terakhir ini, Pemerintah sepertinya berniat serius dalam merencanakan pemindahan Ibukota ke Palangkaraya. Sebenarnya usulan Pemindahan Ibu kota sudah lama ada semenjak era Presiden Soekarno hingga SBY, akan tetapi usulan ini kembali menguat pada era Pemerintahan Joko Widodo saat ini. Pemindahan Ibu kota memang merupakan solusi yang tepat, karena kondisi kota Jakarta yang pada saat ini sudah Over Populasi, bahkan sudah tidak layak disebut sebagai Ibukota. 

Penyebab utama sumpeknya kota Jakarta adalah terpusatnya pembangunan di Indonesia, semenjak era Orde Baru. Pembangunan Indonesia pada Era Orde Baru terkesan Jawa Sentris, yang mana porsi pembangunan yang terpusat di Pulau Jawa, menyebabkan orang dari seluruh Indonesia berbondong-bondong untuk merantau ke Jakarta. Karena merasa pembangunan di daerah kurang berjalan dengan baik, sehingga membuat mereka beranggapan bahwa Jakarta adalah pusat dari segala-galanya.

Memang usulan pemerintahan Joko Widodo sangat baik, beliau perlahan-lahan ingin menghilangkan pembangunan yang selama ini terpusat di Jakarta dan Pulau Jawa, karena pada saat ini porsi ekonomi pulau jawa mencapai 57 persen dari PDB nasional. Sungguh angka yang cukup besar, menginggat luas pulau jawa hanya 7 persen dari luas keseluruhan wilayah Indonesia. Luas Keseluruhan Indonesia mencapai  1, 904,569. km2, sedangkan luas pulau hanya 138,793 Km2. 

Dari kelima pulau utama Indonesia yaitu, Kalimantan, Sumatera, sulawesi, dan Papua, Pulau Jawa Adalah Pulau dengan luas wilayah terkecil dari keempat pulau tersebut. Sistem pembangunan Sentralistik era masa kejayaan Orde Baru, meninggalkan pembangunan yang timpang di Indonesia pada saat ini. Meskipun setelah era Reformasi, Otonomi daerah secara luas telah diterapkan, akan tetapi tidak mengurangi Porsi Ekonomi Pulau Jawa yang saat ini masih mendominasi Perekonomian Nasional Indonesia.

Pergolakan yang terjadi di Daerah, seperti yang terjadi di Aceh dan papua, adalah contoh ketidakpuasan Rakyat Daerah akan pembangunan yang timpang selama ini di Indonesia. Jakarta saja dengan luas wilayah 667 Km2 menyumbang 15-17 persen dari PDB Indonesia, itu berarti 15-17 persen perekonomian dari seluruh wilayah Indonesia terpusat di Jakarta!. 

Coba Bandingkan dengan pulau Sumatera yang memiliki luas 473.000, KM2 serta berpenduduk lebih dari 50 juta jiwa, yang mana PDB dari keseluruhan wilayah sumatera berkisar antara 20-21 persen dari PDB Indonesia, yang berarti 20-21 persen perekonomian Indonesia berada di Pulau Sumatera. Jakarta dengan Luas hanya 667 km2, dan berpenduduk 10 juta jiwa, PDB nya hampir menyamai keseluruhan Pulau Sumatera yang luasnya jauh lebih besar dari Jakarta dan berpenduduk lebih dari 50 juta jiwa, yang berarti lima kali lipat dari jumblah penduduk Jakarta. 

Wacana Jokowi untuk memindahkan Ibukota Ke Luar Pulau Jawa, adalah langkah yang tepat untuk menghilangkan ketimpangan Ekonomi yang sudah terjadi semenjak era Orde Baru di Indonesia. Dimana pemerintah ingin porsi Ekonomi yang selama ini terpusat di Pulau jawa, dialihkan ke daerah-daerah luar jawa, terutama kawasan Indonesia timur yang paling tertinggal pada saat ini, baik dari segi pembangunan, maupun ekonomi. 

Pada wacana pemindahan Ibukota yang kembali digagas Jokowi beberapa waktu belakangan ini, Kota Palangkaraya yang berada di Pulau Kalimantan, merupakan kandidat terkuat pada saat ini untuk menjadi Ibukota baru Indonesia menggantikan Jakarta. Menurut saya, pemilihan kota Palangkaraya yang berada di kalimantan merupakan pilihan yang cukup tepat, karena selain pernah direncanakan oleh Mantan Presiden Soekarno sebagai pengganti kota Jakarta pada masa Orde Lama dahulu. Letak Kota Palangkaraya yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia, serta tidak terlalu jauh letaknya dari pulau jawa, adalah alasan terkuat kenapa Jokowi memilihnya. 

Selain karena letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah Indonesia, dan jarak yang tidak terlalu jauh dari pulau jawa, Letak Kota Palangkaraya yang berada di Pulau Kalimantan juga menjadi pertimbangan yang matang dari Pemerintah untuk memilih Kota Palangkaraya. Pulau kalimantan adalah Pulau terluas wilayahnya di Indonesia, Luas wilayah Pulau Kalimantan yang masuk dalam wilayah Indonesia mencapai 5444.150 Km2, coba bandingkan dengan luas Pulau Jawa yang hanya 138,793 Km2, tentunya luas Pulau Kalimantan hampir lima kali lipat dari luas Pulau Jawa!. 

Selain luas wilayah yang hampir lima kali lipat dari luas Pulau Jawa, Pulau Kalimantan juga memiliki kepadatan penduduk yang sama dengan negara brazil, yaitu 27 jiwa per Km2, dengan jumblah populasi hanya 14.000.000 Jiwa. Bandingkan dengan Pulau Jawa yang kepadatan penduduknya mencapai 1.317 jiwa per Km2, dengan luas wilayah hanya 138,793 Km2, tentu daya dukung kehidupan di Pulau Kalimantan jauh lebih memadai.

Dengan pindahnya Ibu kota Indonesia ke Kota Palangkaraya yang berada di Pulau Kalimantan, tentu akan merubah paradigma pembangunan yang selama ini terpusat di Pulau Jawa. Serta migrasi penduduk dari Pulau jawa yang selama ini sudah over Populasi, ke Pulau Kalimantan untuk menempati lahan-lahan baru di Pulau Kalimantan yang masih sangat luas dan memadai dalam daya dukung kehidupannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun