Mohon tunggu...
Dendra Ardiyansyah
Dendra Ardiyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dendra Ardiansyah, 42321010069, Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Berpikir Positif dan Berkomunikasi Efektif

14 April 2023   01:40 Diperbarui: 15 April 2023   01:10 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Berfikir Positif


Berpikir positif dalam bahasa Indonesia berarti berpikir positif dengan melihat sesuatu tanpa melihat sisi negatifnya dan menerima hikmah di balik masalah yang dihadapi.

Sedangkan menurut Susetyo (1998), berpikir positif adalah kemampuan seseorang untuk berpikir dan memusatkan perhatian pada sisi positif dari kondisinya sendiri, orang lain dan situasi yang berlaku. Berpikir positif tidak datang dengan sendirinya, itu adalah keterampilan yang harus dipelajari. Sebenarnya ada banyak definisi berpikir positif karena apapun yang kita lakukan di dunia ini, berpikir positif pasti terjadi pada diri kita.

Pola pikir positif meningkatkan motivasi untuk sukses dan mendapatkan apa yang Anda inginkan. Itu membuat Anda percaya bahwa Anda yakin dengan apa yang Anda inginkan. Ini juga memotivasi Anda untuk mencapai lebih dari yang Anda harapkan.

Dengan pikiran positif hidup Anda juga lebih baik dan lebih bahagia. Seperti yang dibahas dalam The Magic of Positive Thinking:
Kemampuan untuk menjadi orang yang sukses dan bahagia.

Mengapa kita harus berpikir positif? Karena berpikir positif membuat kita jauh lebih tenang, lebih terbuka dan terkadang ide-ide bagus muncul ketika kita berpikir positif yang ada pada orang lain seperti:

Bahagia

Sebenarnya kebahagiaan sejati berasal dari diri kita sendiri dan masalah sikap. Kebahagiaan seringkali tidak bergantung pada lingkungan kita, tetapi kebahagiaan datang dari diri kita sendiri.

Misalnya, jika kita mencoba memberi tahu seseorang bahwa saku belakangnya terbuka dan menyuruhnya berhati-hati, coba periksa sakunya terlebih dahulu. Bahkan beliau membalasnya dengan mengatakan kepada kami: "Terima kasih, sopan, penuh ketulusan dan senyuman yang tulus".

Bukankah cukup bahagia dengan senyuman tulus seseorang, meski tidak melekat? Ya, jelas, begitulah cara kami menyikapinya.

motivasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun