![[publicspeaking] Dari Gagasan Ke Tonjok, Saat Pejabat Lebih Suka Tantangan Fisik daripada Logika](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/06/0293f24c-094a-47c4-9163-7dbfe3f74f22-68bc1999ed641579ee6f8832.png?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Untuk mengatasi tantangan ini, brand harus diversifikasi strategi pemasaran digital mereka.Â
Jangan bergantung hanya pada satu platform media sosial, tetapi gunakan beberapa saluran pemasaran seperti email, SEO, dan iklan berbayar (paid ads) untuk menjangkau audiens yang lebih luas.Â
3. Kepercayaan Konsumen Menurun
Dengan adanya banyak berita palsu (fake news), penipuan online, serta masalah privasi data, konsumen menjadi semakin skeptis terhadap klaim yang dibuat oleh brand di internet.Â
Mereka tidak langsung mempercayai iklan atau promosi yang muncul di media sosial dan sering kali membutuhkan lebih banyak bukti sebelum membuat keputusan pembelian.
Membangun kepercayaan dan kredibilitas menjadi sangat penting di era digital.Â
Kamu bisa melakukannya dengan menggunakan testimoni pelanggan yang puas, ulasan online, dan konten buatan pengguna (user-generated content) seperti foto atau video dari konsumen yang menggunakan produk kamu.Â
4. Ekspektasi Konsumen Tinggi
Konsumen di era digital mengharapkan brand untuk merespons dengan cepat setiap pertanyaan atau keluhan mereka, terutama melalui media sosial.Â
Jika kamu tidak merespons dengan cepat, konsumen bisa dengan mudah pindah ke kompetitor yang memberikan pelayanan lebih baik.Â
Untuk memenuhi ekspektasi ini, kamu perlu meningkatkan layanan pelanggan.Â
