Cinta dan cita-cita ini merupakan dua hal yang sama-sama baik dan tidak perlu dibenturkan satu sama lain karena dau hal ini bisa dijalankan secara beriringan atau secara bersamaan.
Ada orang yang cita-citanya yaitu megejar cinta sejak dari muda mungkin, dan ada juga orang yang mengejar cita-citanya sebagai sarana untuk menggapai cinta seperti seseorang yang fokus untuk mengejar cita-citanya agar membahagiakan orang tuanya. karena antara cinta dan cinta-cita bukanlah dua hal yang bertolak belakang, terkecuali karena ada beberpa faktor-faktor yang mempengaruhinya, Kenapa sekarang banyak terbenturkan antara cinta dan cita-cita maka ada beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya adalah :
1. Perencanaan Dalam Kehidupan yang Belum Tersusun dengan Sistematis dan Rapih.
Sehingga menyebabkan diri kita bingung antara memilih mengejar cita-cita atau cinta yang akan kita prioritaskan terlebih dahulu, padahal ketika kita mempunya rencana dan target yang jelas pasti kita akan tahu mana yang akan kita dahulukan dan menyesuaikan dengan rencana dan target yang kita buat atau kita impikan sebelumnya. Ada sebuah pepatah “Gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan” artinya ketika kita tidak mempunyai perencanaan yang jelas maka artinya kita sama saja dengan merencanakan dan membuat diri kita terjebak dalam kegagalan yang nyata.
Memang ketika kita membuat rencana tidak menjamin kita berhasil, tidak menjamin kita akan sukses akan tetapi tidak membuat rencana sama sekali itu menjadi garansi kebingungan dimasa depan yang akan kita dapatkan dikehidupan kita.
Dan terkadang ketika tidak ada rencana yang jelas dikehidupan kita maka akan ada keterhambatan dipertengahan jalan ketika mengejar cita-cita ini seperti :
“Seseorang sudah berkuliah akan tetapi dipertengahnan jalan ingin menikah” boleh menikah ketika memang rencana dia seperti itu dan dia sudah siap secara financial, ilmu dan kesiapan mentalnya. Akan tetapi jika dia belum mempunyai itu semua dan dia menikah hanya karena fackor sedang musim nikah atau terkompori oleh teman-temanya maka itu bisa jadi cita-citanya diabaikan karena ingin menikah dan cintanya pun tidak maksimal karena kurangnya persiapan yang matang. Dan pada akhirnya cita-citanya (kuliah) juga kandas ditengah jalan karena tidak ada rencana yang jelas. Maka dari itu seseorang harus mempunyai plan yang jelas dan detail apa saja yang ingin digapai dan dilakukan dan diraih dari diri kita.
2. Harus Saklek atau Tetap dengan Tujuan yang Diimpikan.
Artinya tujuanya tidak berubah dari tujuan di awal. Akan tetapi cara, jalan ataupun wasilah menggapai tujuan itu boleh berubah dan fleksibel dengan keadaan kita. Misal kita ingin kuliah sampai jenjang Strata Dua (S2), tujuanya tetap kuliah sampai target itu akan tetapi dalam meraih tujuan itu bisa berubah. Misal kita menyelesaikan kuliah itu sampai selesai baru nikah atau ketika dalam perjalanan menikah akan tetapi kuliahnya tetap berjalan sampai tujuan itu tercapai. Cara dan jalanya boleh seperti apa saja asal halal dan sesuai dengan syariat islam. Begitulah jika tujuanya tetap.Akan tetapi jika tujuanya tidak tetap maka kita tidak akan meraih apapun dari semua itu. Ketika kita berpindah-pindah tujuan maka kita tidak akan fokus pada tujuan awal kita, karena terlalu cepat berubah-rubah. Maka dari itu mulai sekarang kita harus komitmen dengan tujuan itu sedangkan cara meraihnya fleksibel selama itu baik halal dan sesuai syariat islam
3. Komitmen dan Konsiten Dalam Mencapai Target yang Telah Diimpikan.
Artinya ketika kita sudah mempunyai target impian dan tujuan jelas maka iktiar atau action kita harus mateng serta serius. Jangan setengah-setengah dan dalam proses ini harus terpenuhi tiga faktor yaitu impian, do’a dan iktiar.Dan tiga unsur ini harus saling beriringan karena “Seribu langkah kedepan dimulai oleh satu langkah pertama”. Mulai terlebih dahulu komitmen dan konsiten sampai tercapai dari tujuan yang kita impikan atau targetkan. Dan Insyaa Allah ketika semua faktor ini yakni tujuan jelas, komitemen dan ikhtiar yang nyata maka tidak akan dilema ketika memilih cinta atau cita-cita.