Mohon tunggu...
Della M Pandhawa
Della M Pandhawa Mohon Tunggu... Mahasiswa

43225010034 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.A

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Refleksi Pemikiran Lima Tokoh Filsafat Tentang Sikap Positif terhadap Kehidupan

16 Oktober 2025   21:00 Diperbarui: 16 Oktober 2025   21:36 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13KTEe_OJpyE1B_/editusp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true

Latar Belakang

Dalam hidup, kita pasti sering dihadapkan pada berbagai situasi yang nggak selalu berjalan sesuai harapan. Ada kalanya kita kecewa, marah, atau merasa gagal. Di saat-saat seperti itu, cara kita berpikir sangat menentukan bagaimana kita bertahan dan melangkah lagi. Berpikir positif bukan berarti menutup mata dari masalah, tapi belajar melihat segala sesuatu dengan tenang dan bijak.

Banyak tokoh besar seperti Marcus Aurelius, Epictetus, Friedrich Nietzsche, William James, dan Albert Ellis punya pandangan berbeda tentang bagaimana pikiran bisa memengaruhi hidup kita. Dari mereka, kita belajar bahwa kekuatan sebenarnya ada di dalam diri — cara kita menanggapi dunia, bukan pada apa yang terjadi di luar.

Pemikiran mereka mengajarkan bahwa hidup akan selalu penuh tantangan, tapi dengan pikiran yang positif dan rasional, kita bisa menemukan ketenangan, kebahagiaan, dan makna dalam setiap pengalaman. Setiap tokoh memberi kita sudut pandang baru: bagaimana tetap kuat di tengah tekanan, menerima hal yang tak bisa diubah, dan terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri sendiri tanpa kehilangan arah maupun harapan.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13KTEe_OJpyE1B_/editusp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13KTEe_OJpyE1B_/editusp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true

MARCUS AURELIUS (121-180 M) - FILSUF KAUM STOA:

Marcus Aurelius mengajarkan bahwa kita tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi di luar diri kita, tetapi kita selalu dapat mengatur cara berpikir dan meresponsnya. Pikiran yang tenang, rasional, dan jernih menjadi kunci untuk mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan sejati.

Ia percaya bahwa penderitaan muncul bukan karena peristiwa itu sendiri, melainkan karena cara kita menilainya. Berpikir positif, menurutnya, bukan berarti mengabaikan kenyataan, tetapi menerima situasi dengan tenang dan melihat setiap hal dari sisi yang rasional serta membangun.

You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength.

(Kamu memiliki kekuasaan atas pikiranmu – bukan atas peristiwa di luar dirimu. Sadari hal ini, dan kamu akan menemukan kekuatan.)

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13KTEe_OJpyE1B_/editusp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13KTEe_OJpyE1B_/editusp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true

Penerapan Pemikiran Marcus Aurelius dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Kasus 1: Hubungan dengan Pimpinan (Terinspirasi Marcus Aurelius)
    Saat keputusan pimpinan terasa berat, saya memilih untuk tetap tenang, berpikir rasional, dan menanggapinya secara profesional. Sikap ini membantu menjaga hubungan kerja tetap harmonis dan mendorong saya berkembang secara pribadi maupun profesional.

  • Kasus 2: Menghadapi Orang Marah di Jalan Raya
    Suatu kali, ada pengendara yang tiba-tiba menyalip dan marah-marah tanpa alasan jelas. Alih-alih terpancing emosi, saya mencoba menerapkan prinsip Marcus Aurelius: kita tidak bisa mengendalikan tindakan orang lain, tetapi bisa mengendalikan reaksi kita sendiri. Dengan tetap tenang dan berpikir positif, saya terhindar dari konflik, serta merasa lebih damai karena mampu mengendalikan diri.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13KTEe_OJpyE1B_/editusp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13KTEe_OJpyE1B_/editusp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
Marcus Aurelius: Menemukan Ketenangan Batin melalui Penerimaan dan Pikiran Positif

Dalam filsafat Stoikisme, Conversio berarti perubahan arah batin dari reaksi negatif terhadap dunia luar menjadi penerimaan dan ketenangan dalam diri. Marcus Aurelius menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada keadaan eksternal, melainkan pada bagaimana kita menilai dan meresponsnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun