Mohon tunggu...
DELLA MAHARANI NIM (121222002)
DELLA MAHARANI NIM (121222002) Mohon Tunggu... Jurusan S1 Akuntansi - Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial - Universitas Dian Nusantara - Mata Kuliah Teori Akuntansi - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak

Mahasiswi Akuntansi di Universitas Dian Nusantara. Tertarik pada isu keuangan, bisnis, dan pengembangan diri melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Accounnting Theory : A Conceptual and Institutional Approach "Postulates, Principles, and Concepts" - Kuis 4 - PPT 5

7 Oktober 2025   07:24 Diperbarui: 12 Oktober 2025   10:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach

Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach

Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang tidak hanya menyajikan angka, tetapi juga merefleksikan realitas ekonomi sebuah entitas. Setiap angka dalam laporan keuangan memiliki makna dan logika yang berasal dari teori akuntansi. Tanpa teori, praktik akuntansi akan menjadi aktivitas pencatatan tanpa arah yang jelas. Salah satu landasan penting dalam memahami teori akuntansi adalah karya monumental Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach yang ditulis oleh Harry I. Wolk, Michael G. Tearney, dan James L. Dodd. Dalam buku tersebut, khususnya pada Bab 5 berjudul “Postulates, Principles, and Concepts”, dijelaskan tentang fondasi konseptual akuntansi yang membentuk dasar dari seluruh standar dan praktik pelaporan keuangan modern.

Modul dosen Universitas Dian Nusantara (Undira) yang disusun oleh Prof. Apollo (2025) mengulas secara mendalam isi bab ini serta menyoroti relevansinya dalam konteks akuntansi masa kini. Melalui modul tersebut, mahasiswa diajak memahami tiga komponen utama dalam teori akuntansi — yaitu postulat (postulates), prinsip (principles), dan konsep (concepts) — secara menyeluruh melalui pendekatan what, why, dan how.

Tulisan ini akan membahas apa makna dari ketiga elemen tersebut, mengapa pemahaman terhadapnya penting, dan bagaimana penerapannya berkembang dalam dunia akuntansi modern.

Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Bab 5 dalam buku Wolk, Tearney, dan Dodd menjelaskan bahwa teori akuntansi dibangun di atas tiga lapisan logika utama. Pertama, postulat, yaitu asumsi dasar yang dianggap benar tanpa memerlukan pembuktian. Kedua, prinsip, yaitu aturan atau pedoman yang digunakan dalam mencatat dan melaporkan transaksi keuangan. Ketiga, konsep, yaitu penerapan praktis dari teori yang menjembatani antara asumsi dasar dan praktik akuntansi di lapangan. 

Postulat merupakan pijakan paling dasar dalam teori akuntansi. Ia membentuk kerangka berpikir yang memungkinkan akuntan memahami dunia ekonomi secara terstruktur. Berdasarkan Modul Dosen Undira (2025), terdapat lima postulat utama yang menjadi dasar teori akuntansi modern.

Pertama, Going Concern Postulate, yaitu asumsi bahwa perusahaan akan terus beroperasi di masa depan dan tidak akan dilikuidasi dalam waktu dekat. Postulat ini memungkinkan akuntan untuk mencatat aset berdasarkan nilai guna jangka panjangnya, bukan berdasarkan nilai jual likuidasi. Sebagai contoh, perusahaan tetap mencatat mesin produksinya berdasarkan harga perolehan awal karena diasumsikan mesin tersebut akan digunakan dalam operasional jangka panjang. Kedua, Monetary Unit Postulate, yaitu anggapan bahwa seluruh transaksi ekonomi dapat diukur dengan satuan moneter yang stabil, seperti Rupiah atau Dolar. Dengan adanya postulat ini, akuntansi dapat menyajikan laporan yang konsisten antarperiode. Misalnya, laporan keuangan di Indonesia menggunakan satuan Rupiah tanpa menyesuaikan secara langsung terhadap perubahan inflasi jangka pendek. Ketiga, Economic Entity Postulate, yaitu prinsip bahwa perusahaan dipisahkan dari pemiliknya atau entitas lain. Artinya, laporan keuangan hanya menggambarkan kondisi perusahaan sebagai entitas yang berdiri sendiri, bukan sebagai perpanjangan tangan pemilik. Sebagai contoh, pemilik restoran tidak boleh mencampurkan pengeluaran pribadi seperti biaya rumah tangga dengan biaya operasional restoran. Keempat, Time Period Postulate, yaitu asumsi bahwa aktivitas ekonomi perusahaan dapat dibagi ke dalam periode tertentu, misalnya bulanan, kuartalan, atau tahunan. Dengan adanya postulat ini, laporan keuangan dapat disusun secara periodik untuk memudahkan analisis dan perbandingan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Kelima, Historical Cost Postulate, yaitu asumsi bahwa aset dicatat berdasarkan biaya perolehannya pada saat pembelian, bukan berdasarkan nilai pasarnya saat ini. Sebagai contoh, gedung yang dibeli dengan harga Rp1 miliar tetap dicatat sebesar Rp1 miliar, meskipun nilai pasarnya meningkat menjadi Rp1,3 miliar. 

Postulat ini penting karena memberikan dasar objektivitas dan konsistensi dalam laporan keuangan. Secara keseluruhan, postulat menjadi fondasi yang menjamin laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi logis dan stabil, sehingga hasilnya dapat dipercaya oleh para pengguna laporan.

Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach
Sumber: Modul TA BAB 5_Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach

Setelah postulat membentuk dasar pemikiran, prinsip akuntansi berfungsi sebagai pedoman dalam tindakan. Prinsip menentukan bagaimana transaksi dicatat, kapan pendapatan diakui, dan informasi apa yang wajib diungkapkan. Dalam modul Undira dan buku Wolk, Tearney, serta Dodd, terdapat tiga prinsip utama yang menjadi standar universal dalam akuntansi, yaitu Revenue Recognition Principle, Matching Principle, dan Full Disclosure Principle.

Revenue Recognition Principle menjelaskan bahwa pendapatan harus diakui pada saat barang atau jasa telah diberikan kepada pelanggan, bukan ketika kas diterima. Dengan demikian, laporan keuangan mencerminkan kinerja ekonomi sebenarnya dari perusahaan. Misalnya, perusahaan konstruksi yang menyelesaikan proyek pada bulan Desember wajib mengakui pendapatannya pada bulan tersebut, meskipun pembayaran baru diterima pada Januari tahun berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun