Mohon tunggu...
dellaiswanaa
dellaiswanaa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menyukai hal baru .

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dunia di Ambang Perang, Indonesia di Persimpangan

21 Juni 2025   23:45 Diperbarui: 21 Juni 2025   23:43 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia tengah menghadapi periode penuh ketidakpastian. Konflik bersenjata yang terus meluas di berbagai kawasan, seperti Ukraina, Timur Tengah, hingga potensi konflik di Asia Pasifik, telah menimbulkan kekhawatiran serius. Dalam konteks ini, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara tegas menyampaikan peringatan bahwa situasi global kian berbahaya. Pernyataan tersebut bukan sekadar retorika, melainkan seruan agar Indonesia bersiap menghadapi dampak konflik global yang semakin nyata.

1. Ancaman Perang Global dan Ketegangan Geopolitik

Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa situasi geopolitik dunia sedang berada dalam titik kritis. Ketegangan antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, dan NATO memicu perlombaan senjata serta meningkatkan risiko perang terbuka. Konflik yang tadinya bersifat regional kini memiliki potensi menjalar menjadi konfrontasi global. Situasi ini tidak hanya berbahaya bagi negara-negara yang terlibat langsung, tetapi juga bagi negara non-blok seperti Indonesia.

2. Dampak Langsung terhadap Keamanan Nasional dan Ekonomi Indonesia

Ketegangan global dapat berdampak langsung pada stabilitas nasional. Misalnya, gangguan rantai pasokan global akibat perang dapat menyebabkan kelangkaan energi, pangan, dan bahan baku industri. Di sisi lain, situasi ini juga berpotensi meningkatkan beban fiskal negara akibat naiknya harga komoditas dan kebutuhan impor strategis. Jika Indonesia tidak bersiap, maka konflik di luar negeri dapat berubah menjadi krisis dalam negeri.

3. Perlunya Strategi Ketahanan Nasional

Peringatan Presiden Prabowo seharusnya menjadi pemicu untuk memperkuat ketahanan nasional, baik dari sisi militer, ekonomi, maupun diplomasi. Upaya peningkatan kapasitas pertahanan, kemandirian pangan, hingga investasi pada industri strategis dalam negeri harus menjadi prioritas. Indonesia juga perlu memperkuat peran diplomatik di tingkat internasional sebagai juru damai yang netral, sekaligus mengamankan kepentingan nasional di tengah turbulensi global.

4. Refleksi Sejarah dan Tantangan Masa Depan

Sejarah mengajarkan bahwa negara yang gagal membaca situasi global sering kali menjadi korban, bukan pelaku, dalam konflik besar dunia. Indonesia memiliki potensi besar untuk bertahan, bahkan tumbuh, di tengah krisis jika mampu membaca arah angin dengan tepat. Peringatan dari Presiden Prabowo seharusnya tidak dianggap menakut-nakuti, melainkan sebagai panggilan untuk bangkit dan bersatu membangun ketahanan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun