Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perjalanan Manusia dan Film "The Lost City of Z"

25 Juli 2020   14:10 Diperbarui: 26 Juli 2020   14:39 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FILM - The Lost City of Z (2017) | IMDb via tribunnewswiki.com

The Losf City of Z sendiri bukanlah film mengenai filsafat atau peradaban Yunani. Bukan juga tentang kejayaan Islam, Kristen, Ibn Rusyd atau Thomas Aquinas. Karya James Gray ini adalah film berdasar kisah nyata yang terjadi hampir 1,5 abad setelah "School of Athens" muncul dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan hal-hal diatas.

Film yang diproduksi tahun 2016 ini menceritakan tentang Percy Fawcett. Seorang militer Inggris yang mendapat tugas menelusuri sungai di pedalaman Amazon. 

Fawcet terpaksa menerima tugas berbahaya ini karena ingin memulihkan nama baik orang tuanya dan memberi kebanggaan kepada anak-anaknya. Fawcett sendiri bisa menuntaskan tugasnya dengan baik. Setelah mengahadapi banyak halangan, hulu sungai yang dia cari dan tidak pernah diinjak orang, bisa dia temukan.

Hanya saja dalam perjalanan itu, Fawcett mendengar cerita dari suku pedalaman Amazon tentang kota yang berlimpah dengan emas. Meski awalnya tidak begitu percaya, namun di hulu sungai Fawcett menemukan pecahan tembikar yang menunjukan adanya kehidupan dan kebudayaan di pedalaman Amazon yang terpencil tersebut.

Berdasar temuan-temuannya, Fawcett berkesimpulan bahwa di kota berlimpah emas yang disebut dengan Zed, ada kehidupan yang jauh lebih unggul dibanding kehidupan di Inggris.

Fawcett mengutarakan temuan dan kesimpulannya ini kepada Royal Geographic Society di London. Karena menganggap budaya di kota Z itu lebih unggul dibanding di London, Fawcett tentu saja ditertawakan. 

Sebagai bangsa yang sudah berkelana ke banyak tempat, orang Inggris beranggapan bahwa budaya masyarakat Amazon pastilah terbelakang. Namun Fawcett berhasil meyakinkan Royal Geographic Society juga Rockefeller Foundation untuk membiayai ekspedisi menemukan kota Z. Ekspedisi yang gagal, karena kota Z tidak pernah ditemukan sampai sekarang.

Berkaitan dengan "School of Athens" film ini menimbulkan pertanyaan. Kira-kira apa yang akan terjadi bila kota Z yang disebut Fawcett memiliki budaya unggul itu ditemukan?

Bagaimana kalau ternyata peninggalan budaya Z itu sangat berharga dan menarik seperti berharga dan menariknya peninggalan budaya Yunani yang menjadi rujukan orang sampai sekarang?

Bila kota Z ini ditemukan dan dia memang memiliki keunggulan seperti yang diungkapkan Fawcett, mungkinkah orang akan mempunyai kiblat baru selain Yunani.

Pertanyaan ini menjadi sangat mungkin. Karena secara ontologis, sesuatu disebut ada (being) selama dia bisa dirasa dan dipikirkan. Meski mungkin tidak terlihat mata, setidaknya dia ada di kepala kita. Adapun bagaimana wujud mengada atau eksistensinya seperti apa, itu adalah masalah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun