Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bermasyarakat dan Bernegara

27 Mei 2020   07:21 Diperbarui: 27 Mei 2020   07:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bermasyarakat dan Bernegara

Awalnya manusia itu hanya bermasyarakat. Namun kehadiran negara dan pasar pasca Revolusi Industri membuat manusia bukan saja hanya mesti bermasyarakat, tapi juga bernegara.

Dalam bermasyarakat terjadi banyak transaksi, tapi minim pembayaran. Hari ini mungkin orang sedang duduk-duduk santai, tapi tiba-tiba harus membantu tetangga yang sedang membangun rumah tanpa berharap imbalan satu sen pun. Karena di kemudian hari tetangga kita juga akan berbuat hal yang sama untuk kita. Bulan depan orang mungkin harus menikahkan anaknya. Tetapi orang tidak risau dengan besarnya biaya. Karena tidak beberapa lama kemudian, akan ada banyak orang yang berbondong-bondong ke rumah mengirim banyak bahan makanan, peralatan atau tenaga.

Dalam bermasyarakat, orang tidak perlu risau bila dia lemah. Karena bila ada persengketaan, masyarakatlah yang akan melindungi dan membela. Orang harus mendengar orang tua. Karena merekalah pelindung utamanya. Orang juga tidak perlu risau dengan dana pensiun atau hari tua kita. Karena dalam bermasyarakat, anak-anak adalah orang yang menjamin hari tua. Orang juga jangan terlalu risau bila sakit. Karena masyarakatlah yang akan berusaha menyembuhkan.

Dalam bermasyarakat orang adalah anggota masyarakat. Ketika akan menikah, harus ikut ucapan orang tua dengan siapa harus menikah. Orang juga harus menanyakan kepada tetua masyarakat apa yang tidak boleh dan boleh dalam kehidupan keseharian. Dalam bermasyarakat, orang adalah anggota masyarakat bukan individu.

Namun situasi berubah. Kedatangan negara dan pasar membuat orang beralih dari bermasyarakat menjadi bernegara.

Berbeda dengan bermasyarakat, dalam bernegara ada banyak transaksi dan ada banyak pembayaran. Untuk menjamin keamanan, bekerjasama dengan pasar negara mendirikan kantor kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Untuk menjamin kesehatan, bersama pasar negara membangun rumah sakit dan sistem jaminan kesehatan. Untuk menjamin hari tua, bersama pasar negara mengadakan program dana pensiun. Namun orang harus membayar. Tidak ada petugas keamanan bila orang tidak membayar pajak. Tidak ada jaminan kesehatan kalau tidak membayar iuran jaminan kesehatan. Sebagaimana tidak akan anda dana pensiun kalau orang tidak menyicil dana pensiun.

Orang mungkin tidak mau membayar semuanya karena merasa berat. Masalahnya bernegara itu sifatnya memaksa. Suku anak dalam Badui tidak akan pernah bisa protes siapa yang menjadi camat atau kepala daerah yang mengatur wilayahnya. Dia harus menerima.

Di sisi lain, bernegara itu menggiurkan. Karena dalam bernegara, kita itu individu bukan anggota masyarakat. Anak muda bisa menikah dengan siapa saja dan dalam bentuk apapun tanpa harus bertanya atau ikut orang tua dan tetua kampung. Orang tua tidak perlu memperhatikan anaknya, karena masa tuanya dijamin dana pensiun bukan oleh anak-anaknya. Orang bisa melakukan apa pun yang diinginkan tanpa harus menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Negara dan pasar mendorong orang untuk menjadi individu.

Hanya masalahnya dalam bernegara, orang rajin melakukan pembayaran tapi transaksinya tidak ada. Rajin membayar pajak, tapi merasa tidak terlindungi. Selalu membayar iuran jaminan kesehatan, tapi layanan kesehatannya buruk. Tidak putus membayar cicilan dana pensiun tapi hari tuanya terombang ambing.

Hal yang rumit dan menjengkelkan adalah ketika di satu sisi negara berhasil mencabut kita menjadi anggota masyarakat dan membuat kita menjadi individu. Tetapi di sisi lain menyuruh kita kembali menjadi anggota masyarakat manakala ada masalah serius. Di satu sisi orang rajin membayar berbagai macam pajak dan berbagai macam iuran dalam bernegara, tapi manakala ada masalah serius diminta menyelesaikannya sebagai anggota masyarakat dengan mengandalkan tetua masyarakat dan soliditas masyarakat. Sementara negara sibuk ngurus pasar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun