Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wudhu dan Virus Corona

27 Maret 2020   06:10 Diperbarui: 27 Maret 2020   06:42 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya memahami Wudhu itu begini;

Dalam Fiqh, Wudhu itu masuk nya Bab Thaharah, atau Bab bersuci. Bukan Bab annadhafah atau Bab bersih-bersih (Lagi pula di Fiqh tidak ada Bab itu). Karena itu meski orang selesai mandi, dia tetap harus berwudhuk dahulu kalau mau Shalat. Karena dia memang bersih tapi belum suci.

Begitu juga kalau ada yang sudah Wudhu tapi kemudian keluar angin dari dua lubang dubur alias kentut. Ada pendapat yang mengatakan dia harus berwudhuk lagi, ada juga pendapat yang mengatakan bila dia cukup mengusap wajahnya. Karena Wudhu nya sudah batal. Tapi tidak ada pendapat yang mengatakan bahwa dia harus membasuh dubur nya. Meski dari sanalah muncul sebab batalnya Wudhu. Karena ini perkara kesuciaan, bukan kebersihan. Sementara suci dan bersih, adalah dua hal yang berbeda. Bila yang pertama lebih bersifat non-fisikal, maka yang kedua bersifat fisikal. Group Band Iklim dari Malaysia menyebutnya Suci Dalam Debu, bukan Bersih Dalam Debu.

Sampai sekarang, saya tidak pernah meragukan efek kebersihan dari pelaksanaan Wudhu. Gara-gara Virus Corona ini, saya juga jadi mengevaluasi lagi cara berwudhu saya selama ini. Istri saya misalnya. Beberapa hari yang lalu mengingatkan tentang mesti seriusnya cara saya memasukan air ke hidung ketika berwudhuk. Karena kalau kita memasukan air ke hidung dengan benar, itu sangat efektif untuk mengeluarkan kuman-kuman yang ada di lubang hidung. Sementara lubang hidung, itu adalah tempat bersemayam nya kuman-kuman. Tidak aneh kalau diantara cara orang menyembuhkan flu, adalah dengan memasukan air ke hidung sampai ke atas rongganya, lalu mengeluarkannya.

Namun berkaitan dengan Virus Corona, kita harus mengingat bahwa ini perkara kebersihan bukan perkara kesucian. Virus Corona itu bukan menyerang orang suci atau tidak, tapi menyerang orang bersih atau tidak. Medis itu perkara kebersihan bukan kesucian. Secara medis, virus corona yang menempel di tangan akan mati kalau dibasuh air lengkap dengan sabun atau hand sanitizer. Tidak cukup dengan air

Jadi benar kalau orang mengatakan bahwa dia sudah berwudhuk sehingga tangannya sudah dibasuh air. Tapi dia tidak boleh jumawa mengatakan bila dia sudah bebas dari virus corona karena wudhuk nya.

Kalau kita tracking ke masa-masa pengambil kebijakan meremehkan pendemi corona, banyak para pendukung pengambil kebijakan yang mengkaitkan hal ini dengan Wudhu. Disebutkan kecil kemungkinan wabah Corona datang ke Indonesia karena orang Indonesia rajin Wudhu. Kenyataan sekarang ternyata tidak seperti itu. Bahkan orang Sunda mengatakan bahwa corona sulit masuk ke Jawa Barat karena Air itu sudah jadi bagian kehidupan orang Sunda. Banyak tempat disebut dengan awalan huruf Cai, yang berarti Air. Nyatanya kita lihat sekarang apa yang terjadi di Jabar

Jadi berwudhuk lah dengan benar. Karena itu ikut membersihkan tubuh kita dari kuman. Namun untuk menangkal virus corona, jangan lupa membasuh tangan memakai sabun atau hand sanitizer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun