Mohon tunggu...
Deliana Panjaya
Deliana Panjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa Akuntansi, Universitas Kristen Indonesia Paulus

Saya adalah mahasiswa Akuntansi yang aktif dalam perkuliahan untuk mengembangkan pengetahuan saya tentang ekonomi dan bisnis, terutama di bidang akuntansi. Melalui tulisan di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi wawasan dan memperluas diskusi mengenai isu-isu akuntansi yang relevan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Butuhkah Indonesia Lebih Banyak Akuntan Forensik?

2 Oktober 2025   12:59 Diperbarui: 2 Oktober 2025   11:57 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:

  • Perguruan tinggi perlu menyiapkan kurikulum khusus akuntansi forensik.

Saat ini, sebagian besar mahasiswa hanya mendapatkan materi audit forensik sebagai mata kuliah pilihan atau tambahan, bukan kurikulum utama, sehingga pengetahuan yang diperoleh masih terbatas. Dengan adanya kurikulum khusus, mahasiswa bisa dibekali keterampilan lebih mendalam sejak bangku kuliah.

  • Asosiasi profesi harus mendorong sertifikasi akuntan forensik.

Sertifikasi akan membantu memastikan standar kualitas yang sama bagi para akuntan forensik. Hal ini juga penting agar lulusan baru yang tertarik menekuni bidang ini memiliki jalur kompetensi yang jelas dan diakui secara profesional. Saat ini Indonesia sudah memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Forensik (LSPAF) yang mengeluarkan sertifikasi CfrA, namun jumlah pemegang sertifikasi ini masih terbatas dibandingkan kebutuhan nasional.

  • Pemerintah dan regulator perlu memberi ruang lebih luas bagi akuntan forensik.

Selama ini, keterlibatan akuntan forensik dalam kasus besar masih terbatas. Padahal, jika akuntan forensik dilibatkan lebih awal dalam proses investigasi, peluang untuk menemukan bukti yang kuat akan semakin besar, sekaligus mencegah kerugian negara yang lebih besar.

Kalau langkah ini dilakukan, akuntansi forensik tidak hanya jadi istilah keren di buku kuliah saja, tapi benar-benar menjadi garda depan dalam memerangi fraud di Indonesia.

Sebagai mahasiswa akuntansi, saya melihat jawabannya sudah jelas: Indonesia memang membutuhkan lebih banyak akuntan forensik. Selama kita hanya mengandalkan audit konvensional, potensi kecurangan yang semakin canggih akan sulit diungkap.

Akuntansi forensik bukan hanya soal menghitung angka, tetapi soal menjaga kepercayaan publik terhadap dunia keuangan. Jika perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan pemerintah bisa bersama-sama memperkuat peran akuntan forensik, maka kita punya peluang lebih besar untuk menekan kasus fraud yang merugikan negara.

Karena itu, pertanyaan sesungguhnya bukan lagi apakah Indonesia membutuhkan lebih banyak akuntan forensik, melainkan kapan kita akan benar-benar serius menyiapkannya. Pada akhirnya, keberadaan akuntan forensik bukan sekadar profesi tambahan, tetapi pilar penting bagi transparansi dan integritas ekonomi Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun