Mohon tunggu...
Dede Kurniawan
Dede Kurniawan Mohon Tunggu... profesional -

Penggemar Arsenal dan teman orang-orang baik. @dekurisme on Twitter :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Century dan Tuduhan Bohong Faisal Basri

16 Mei 2014   16:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sangat disesalkan ketika mengetahui sosok “ekonom” sekaliber Faisal Basri menulis tulisan yang berbau tuduhan dan fitnah. Tulisan yang dibuat dengan judul tendensius dan provokatif tersebut secara membabi buta menyalahkan Wakil Presiden (2004-2009) Jusuf Kalla. Padahal dalam kesaksiannya di persidangan, JK mengungkapkan apa yang ia ketahui apa adanya. Tanpa dikurangi, apalagi dilebih-lebihkan. Apa yang diungkap oleh JK rasanya sudah banyak diketahui publik, karena sebagian besar keterangan itu sudah sering ia nyatakan di media.

Perlu dicatat bahwa JK tidak memiliki agenda apa pun sebagai saksi kasus Century, kecuali untuk membantu persidangan menemukan kebenaran. Tuduhan “kebohongan” yang dialamatkan Faisal Basri kepada JK, tidak berdasar dan lemah faham. Untuk itu, mari kita bahas satu persatu:

Tuduhan Tentang SMS

Faisal Basri menuduh JK bohong mengenai SMS Sri Mulyani tertanggal 21 November 2008. Jika diteliti, isi SMS yang ditujukan kepada Presiden SBY itu adalah pemberitahuan bahwa Boediono Gubernur BI telah memutuskan Bank Century sebagai bank gagal bersama KSSK yang dipimpin Sri mulyani. Jadi SMS itu ada setelah keputusan Bank Century sebagai Bank gagal berdampak sistemik, bukan SMS minta izin bailout kepada Presiden yang di CC ke JK. Itu laporan setelah kejadian, bukan sebelum kejadian

SMS Sri Mulyani juga janggal. Mengapa dalam situasi segenting itu Sri Mulyani tidak menemui JK di kantor Wapres yang hanya berjarak 1 KM dari kantornya? Bayangkan keputusan penting disampaikan pada Wapres yang ketika itu pelaksana tugas Presiden hanya melalui SMS.

Isi SMS Sri Mulyani yang diungkap oleh Katadata pun rancu. SMS tersebut ditulis dengan sangat panjang (hitungan penulis sebanyak 1.475 karakter), mengingat tipe handphone yang JK gunakan saat itu adalah Samsung SGH/Z370 rasanya sangat berat dan butuh sekitar 10 pecahan SMS untuk masuk. Belum lagi sms tersebut disajikan tidak lengkap dengan screen shot bahwa SMS tersebut terkirim (no picture is hoax).

Sri Mulyani pun tidak menunjukan bukti SMS tersebut di pengadilan, padahal seharusnya ia wajib menunjukkan jika SMS itu ada, sehingga kesahihan SMS tersebut dipertanyakan. Pertanyaannya kemudian, dari mana Katadata mendapatkan isi SMS tersebut?

Tuduhan tentang Kalah Kliring

Faisal Basri hanya menggunakan data dari Tempo yang sejak awal media tersebut cenderung tidak akurat dalam menulis hasil wawancaranya dengan JK. Faisal Basri juga hanya menggunakan Katadata.co.id yang merupakan afiliasi Tempo. Contohnya, Faisal Basri menggunakan wawancara yang dimuat Majalah Tempo edisi 12-18 Mei 2014 yang tidak akurat menulis fakta bahwa JK tidak menerima laporan kalah kliring dari Boediono. Faisal tidak membaca media lain dan tidak melihat fakta persidangan bahwa yang benar adalah JK menyatakan mendengar laporan Boediono Century kalah kliring.

“Pada waktu dilaporkan tanggal 13 November 2008, hanya dilaporkan Bank Century kalah kliring. Saya katakan itu biasa. Tetapi, saya tegaskan tidak boleh ada full guarantee maka tidak boleh bailout," kata Jusuf Kalla saat bersaksi dalam sidang Budi Mulya, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (8/5/2014). (http://www.merdeka.com/peristiwa/jk-masih-pertanyakan-dasar-hukum-bailout-bank-century.html). Sumber lain memuat berita senada (http://nasional.inilah.com/read/detail/2099002/kesaksian-jk-kukuhkan-nasib-boediono#.U3TI5_mSxHU ).

Apa yang dikatakan JK tanpa tedeng aling-aling. Faisal harusnya jeli, bahwa yang dikatakan JK adalah tidak mendengar adanya rush di Bank Century yang ia dengar hanyalah “isu rush”, bukan tidak mendengar adanya kalah kliring. "Disampaikan “isu rush”, bukan rush," tegas JK bersaksi untuk mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (8/5/2014).

"Terkait kasus Bank Century akibat kalah kliring dan berdampak isu rush agar diselesaikan pihak terkait dan dijelaskan kronologisnya transparan. Bila perlu pemerintah menindak pihak penyebar isu. Arahan saya jelaskan kenapa itu terjadi, tidak ada perintah bailout," kata JK lagi di persidangan itu. (http://news.detik.com/read/2014/05/08/112753/2576932/10/jk-tidak-ada-rush-century-saya-hanya-dilapori-isu-rush)

Dana bailout Dibayar Sabtu-Minggu

Tentang pemindahan uang Sabtu-Minggu, JK mendapat laporan hal itu terjadi makanya JK minta agar diusut siapa yang memberikan otorisasi. Dalam tulisannya, Faisal Basri hanya menunjukkan bukti transfer Rp 1 triliun, padahal total dana yang dikeluarkan mencapai Rp 6,7 triliun. Kalau kita serius menggunakan prinsip follow the money (ikuti aliran uang) pasti akan ketahuan siapa yang bersalah, makanya beberapa kali JK menyarankan agar ditelusuri siapa saja yang memberi otorisasi pengeluaran uang dan mencari kemana uang Rp 6,7 triliun tersebut dialirkan.

Isu Century adalah isu besar yang rumit, Faisal Basri hanya menulis sebagian kecil saja dengan tujuan jelas untuk mendiskreditkan JK. Saya sarankan kepada Faisal untuk mengupas kasus Century secara komprehensif untuk membantu memecahkan masalah, bukan justru mengaburkan fakta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun