Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca-ulang Pascakolonialisme: Kritik Teori dan Implikasi Metodologis

18 April 2023   06:44 Diperbarui: 18 April 2023   10:06 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan bangsawan dan budak kulit hitam, karya Vicente Alban. Sumber:https://blantonmuseum.org

Cara tersebut akan membantu menunjukkan adanya proses menciptakan blok historis[vi] sebagai bentuk kepentingan ideologis-politis dalam narasi. 

Blok historis yang berlangsung dalam narasi dibentuk dengan memobolisasi makna-makna ideologis yang mengerucut sebagai pengetahuan-ideolodis yang tampak bisa mengartikulasikan kepentingan konsensual di tengah-tengah masyarakat. 

Dalam konteks ekonomi-politik neoliberal, kelas pemimpin yang mengarahkan dan mengendalikan blok historis bukan lagi rezim negara, tetapi kelas pemodal. Tentu saja kehadiran mereka dalam narasi tidak harus mewujud sebagai pengusaha ataupun pedagang. 

Kehadiran mereka bisa diwakili oleh pengetahuan-ideologis individualisme yang dilekatkan pada tokoh-tokoh yang tengah berjuang dan berkompetisi di tengah-tengah ketatnya peradaban pasar. Artikulasi terhadap sebagian budaya lokal, menjadikan individulisme tampak tetap tidak melupakan penghargaan terhadap eksistensi budaya lokal. 

Padahal, artikulasi tersebut tengah menganggit budaya lokal dalam makna-makna baru yang bersifat lebih cair dan bisa mendukung ekspansi ideologi pasar. 

Formasi diskursif tersebut berjalin-kelindan dengan realitas kapitalisme cair industri budaya yang mampu menginkoroporasi kerinduan posmodernis masyarakat kontemporer terhadap pesona eksotisme, etnisitas, dan  tradisionalisme, demi memperluas pasar dan keuntungan finansial. 

Bagaimana dengan posisi rezim negara dalam struktur dunia naratif yang kehadirannya seringkali direpresentasikan melalui idealisasi keluarga? Negara mungkin tetap menjadi penguasa rezim, tetapi mereka diidealisasi tidak lagi sebagai kelas pemimpin, tetapi pendukung dari berlangsungnya mekanisme pasar. 

Artinya, kalaupun negara atau wacana tentang negara muncul dalam narasi, wacana yang dibangun akan lebih mengarah pada pemaknaan baru di mana rezim negara diidealisasi mentransformasi kedirian mereka dalam logika pasar. 

Munculnya pemodal sebagai kelas pemimpin sekaligus ingin menunjukkan bahwa yang bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat bukanlah rezim negara, tetapi ideologi pasar yang digerakkan oleh para pemodal. 

Dengan prinsip eks-nominasi, kelas pemodal dan kepentingannya tidak perlu diceritakan dalam narasi secara terbuka, tetapi cukup pengetahuan ideologis individualisme yang mendukung beroperasinya kuasa pasar melalui cerita-cerita yang dekat dengan permasalahan kultural sehari-hari. 

Terbentuknya blok historis dalam narasi berjalin-kelindan dengan blok historis yang muncul dalam kehidupan nyata di mana kelompok pemodal menjadi penggerak utama bagi peradaban pasar.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun