Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki posisi strategis yang sangat penting dalam geopolitik Asia Pasifik. Dengan wilayah laut yang mencapai lebih dari 70 persen dari total luas wilayahnya, Indonesia seharusnya memiliki kekuatan maritim yang tangguh dan komprehensif. Namun, realitas yang ada menunjukkan ketimpangan signifikan antara potensi maritim yang dimiliki dengan kemampuan pertahanan aktual yang dapat dikembangkan.
Kajian dari para ahli pertahanan dan keamanan maritim mengungkapkan bahwa Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan fundamental dalam membangun kekuatan armada lautnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ristian Supriyanto dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, negara ini mengalami defisit kemampuan pertahanan maritim yang kompleks. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor struktural, mulai dari keterbatasan anggaran pertahanan hingga strategi pembangunan kekuatan yang belum sepenuhnya terintegrasi.
Politik luar negeri Indonesia yang menganut prinsip bebas aktif memperlihatkan sikap diplomasi yang konstruktif, namun tidak serta-merta menjamin keamanan wilayah laut yang begitu luas. Dalam konteks geopolitik Asia Pasifik yang dinamis, Indonesia berada pada posisi yang memerlukan kesiapan pertahanan yang komprehensif. Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya ketegangan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan China, yang berpotensi menciptakan ketidakstabilan keamanan di kawasan.
Komposisi armada laut Indonesia saat ini didominasi oleh kapal-kapal dengan teknologi yang relatif terbatas. Menurut laporan Kementerian Pertahanan pada tahun 2023, Indonesia memiliki sekitar 174 unit kapal perang dengan berbagai tipe dan fungsi. Namun, mayoritas dari kapal-kapal tersebut sudah berusia tua dan membutuhkan pembaruan signifikan. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia yang telah mengembangkan teknologi pertahanan maritim canggih, Indonesia masih tertinggal dalam hal modernisasi alutsista kelautan.
Studi komparatif yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Pertahanan menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi besar-besaran untuk meningkatkan kapasitas pertahanan maritimnya. Proyeksi pembangunan kekuatan pertahanan ke depan mensyaratkan tidak sekadar penambahan kuantitas armada, melainkan peningkatan kualitas teknologi, kemampuan operasional, dan sistem pendukung pertahanan kelautan.
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menghadirkan kompleksitas tersendiri dalam membangun pertahanan maritim. Setiap wilayah pesisir dan pulau memiliki karakteristik strategis yang berbeda, sehingga membutuhkan pendekatan pertahanan yang adaptif dan komprehensif. Penelitian dari para ahli geopolitik mengemukakan bahwa Indonesia perlu mengembangkan sistem pertahanan yang terintegrasi, tidak hanya mengandalkan kekuatan militer konvensional.
Faktor ekonomi menjadi salah satu kendala utama dalam pengembangan kekuatan maritim. Anggaran pertahanan Indonesia yang relatif terbatas mengharuskan pemerintah untuk membuat skala prioritas yang ketat dalam pengembangan kemampuan militer. Dibandingkan dengan negara-negara maju di Asia Pasifik, investasi pertahanan Indonesia masih jauh di bawah standar ideal untuk sebuah negara kepulauan dengan wilayah laut seluas Indonesia.
Tantangan keamanan di Laut China Selatan dan potensi konflik regional semakin menegaskan urgensi pembangunan kekuatan maritim Indonesia. Sikap netral yang diambil dalam dinamika geopolitik global mensyaratkan kemampuan pertahanan yang kredibel. Hal ini tidak hanya sekadar untuk kepentingan pertahanan nasional, melainkan juga untuk menjaga kedaulatan wilayah dan kepentingan strategis bangsa.
Ke depan, Indonesia membutuhkan blueprint pertahanan maritim yang komprehensif dan berkelanjutan. Hal ini mencakup aspek teknologi, sumber daya manusia, doktrinal, dan infrastruktur pendukung. Kerjasama internasional dan transfer teknologi dengan negara-negara mitra dapat menjadi salah satu strategi untuk mempercepat proses modernisasi pertahanan kelautan.
Kesadaran akan pentingnya pembangunan kekuatan maritim tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan kebutuhan seluruh komponen bangsa. Setiap upaya penguatan pertahanan maritim adalah investasi jangka panjang untuk kedaulatan dan keamanan nasional Indonesia di era kontemporer.