Ngajum, 21 Juli 2025 -- Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat mengenai teknik pembuatan kompos di Dusun Kapurono, Dabadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Kegiatan ini mengusung inovasi pembuatan kompos dengan memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan seperti blotong tebu, seresah daun tebu, dan kotoran sapi sebagai bahan dasar dari kompos. Kegiatan ini digiati oleh Prof. Dr. Ir. Yulia Nurairni, M. S. yang sekaligus menjadi dosen pembimbing lapang.
Limbah blotong, seresah daun tebu, dan kotoran sapi kaya akan C-Organik, Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Melihat potensi dari ketiga bahan tersebut, pemanfaatannya sebagai bahan dasar kompos menjadi solusi yang tepat guna mengurangi pencemaran lingkungan serta mendorong pertanian yang berkelanjutan di Desa Babadan.
Kegiatan dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Yulia Nurairni, M. S., dengan sesi pemaparan materi singkat mengenai kompos dan manfaatnya bagi kesuburan tanah dan produksi tanaman. Sesi ini juga diselingi oleh diskusi serta tanya jawab bersama warga Desa Babadan. Antusiasme warga tinggi, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya tanggapan selama sesi berlangsung.
"Kami sebagai masyarakat yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan sosialisasi pembuatan kompos yang diselenggarakan di desa kami oleh tim KKN dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya," ujar Pak Daman, salah satu tokoh masyarakat. Beliau menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru mengenai cara memanfaatkan limbah organik seperti blotong dan kotoran ternak menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan, tetapi juga membuka wawasan warga betapa pentingnya pertanian berkelanjutan.
Melalui adanya kegiatan ini diharapkan menjadi gerbang awal bagi para petani di Desa Babadan dalam mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan beralih ke pemanfaatan bahan organik yang lebih ramah lingkungan serta ekonomis. Selain dapat menekan biaya produksi, penggunaan kompos dari limbah lokal juga mampu meningkatkan kualitas tanah secara bertahap dan menjaga keseimbangan ekosistem pertanian. Program ini juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi aplikatif yang bermanfaat langsung bagi kesejahteraan warga desa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI