Mohon tunggu...
Dewy Chalim
Dewy Chalim Mohon Tunggu... Freelancer - Owner smarthafiztalkingdoll.com

Ibu Rumah Tangga, lulusan S1 IPB Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, aktif di PT. Tira Satria Niaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stop Kalimat "Nek Ga Utang Ga Urip"

16 Desember 2022   23:22 Diperbarui: 16 Desember 2022   23:23 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Waktu masih kecil, yang kita tahu adalah semua tercukupi. Jarang sekali kita tahu bagaimana orang tua bisa mendapatkan rezeki dan mencukupi kebutuhan dalam keluarga. Namun seiring bertambahnya usia, kita pasti belajar dan melihat orang tua dalam mengatur keuangan keluarga.

Tak luput pula soal hutang piutang. Setiap keluarga pasti punya persoalan persoalan yang sangat sensitif tentang keuangan. Dan semua itu akan mudah terlewati jika ada saling keterbukaan antar pasangan. Masih terngiang, ketika beranjak SMA. Ibu sering curhat, bahwa ibu punya hutang ke a, b, c, d dan lainnya tanpa sepengetahuan bapak. Padahal setahuku, ibu sudah terima beres dari gaji yang diberikan bapak. Soal SPP, kebutuhan sabun, dan transport kerja bapak sudah di handle bapak. Jadi ibu nerima gaji khusus untuk kebutuhan perut saja. Tapi entah kenapa, sampai akhirnya ibu punya hutang sana sini. Dari ini pula ibu bilang "nek ga utang ga urip". Aku yang waktu itu masih belum paham soal rumah tangga, ga terlalu memahami maksud ibu. Ibu pun terkadang meminjamkan uang ke sodara dari hasil minjem juga. Pernah ibu, tak tegur. Daripada nyari pinjeman orang lain buat minjemin ke orang lain, lebih baik bilang "belum punya" sambil memberikan penolakan halus. Ibu bukannya membela statmentku malah agak meninggi, yaa nek Kamu Kaya ibu ga bakal nyari pinjeman orang lain buat minjemin lagi ke sodara. Entah sudah berapa kali aku sering tidak sependapat dengan ibu akan hal hutang piutang ini.

Sampai akhirnya aku menikah, dan merasakan hal yang mungkin ibu rasakan. Bahwa "nek ga utang ga urip".  Maksudnya ibu, ketika kita ada hutang, pasti kita akan semangat untuk hidup dan bekerja agar hutang cepat lunas. Dan ini kayak jadi kalimat di alam bawah sadarku. Ketika kebutuhanku lebih besar, bukannya berpikir menambah penghasilan. Malah curhat ke ibu, dan solusinya sudah bisa ditebak. Yaaaa, di ambilkan salah satu program di desa yang intinya hutang.

Hutang itu seperti candu, mungkin awalnya. Ahhh ringan bisa dicicil, bisa dibayar. Dan pada akhirnya, bukan berkurang tapi malah semakin bertambah. Bahkan sampai muncul sifat sifat yang tidak baik. Dan ketika sudah memuncak, bagi sebagian mungkin akan melakukan hal yang diluar dugaan. Tapi bagi yang kuat mental kita akan sadar. Bahwa, sebenarnya tanpa hutangpun kita tetap bisa hidup. Yakinilah, bahwa yang terjadi pada kita saat ini adalah cara Allah agar kita makin dekat dengan cinta kasih (rahmat)Nya.

Lalu bagaimana bisa keluar dari semua itu. Langkah awal, TAUBAT NASUHA. Kedua, JUJUR dan TERIMA KONSEKUENSI nya. Percayalah, hal hal yang engkau bayangkan tidak akan ada.

Oleh karena itu, ayooo STOP Kalimat "nek ga utang ga urip", karena justru tanpa hutang kita bisa hidup tenang dan damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun