Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Demi Kesehatan Mentalmu, Yuk Puasa Sosmed Sekarang Juga!

30 Maret 2024   19:19 Diperbarui: 30 Maret 2024   19:30 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosial media |Pixabay

Puasa ternyata tidak hanya ritual keagamaan kala Ramadan saja. Puasa juga bisa dilakukan untuk bermain sosial media. Ya, di era digitalisasi seperti ini, sosial media begitu lekat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga perlu ada jeda atau puasa untuk tidak mengakses sosmed sejenak. 

Menurut laporan We Are Social terbaru, pada Januari 2024 pengguna internet global rata-rata menghabiskan waktu 143 menit (atau 2 jam 23 menit) per hari untuk mengakses sosial media. 

Dan Indonesia berada di peringkat kesembilan. Secara rata-rata, penduduk Indonesia tercatat menggunakan media sosial selama 191 menit (3 jam 11 menit) per hari. Indonesia juga masuk ke top 10 negara dengan pengguna media sosial terbanyak di dunia, mulai dari Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, sampai TikTok.

Mungkin ini adalah sebuah kewajaran. Sebab, sekarang sosmed tak lagi sebagai hiburan saja. Namun juga digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari bekerja, jual beli, mencari informasi, bahkan banyak yang mencari jodoh dari sosial media. 

Inilah yang membuat orang menjadi ketergantungan dengan sosmed. Tanpa mereka sadari, waktu mereka banyak dihabiskan untuk bergulir di berbagai sosial media. Hingga tanpa sadar mempengaruhi kesehatan mental. 


Hmm, bagaimana bisa sosial media mempengaruhi kesehatan mental? 

Sosmed adalah tempat di mana seseorang mengunggah pencapaiannya. Mulai dari karir, kehidupan rumah tangga, dan sederet pencapaian lainnya. Istilah sederhananya sosmed adalah etalase untuk "pamer". Meski ada, jarang orang mengunggah kesediaanya di sosmed. 

Rata-rata semuanya mengunggah kesuksesannya, tanpa memperlihatkan proses yang telah dilalui. 

Di satu sisi, ini akan menimbulkan perasaan iri, rendah diri, bahkan kecemasan bagi orang lain. Melihat kehidupan orang lain yang nampak begitu bahagia, menjadi tidak mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Bahkan, tanpa sadar mulai membuat standar kebahagiaan dari apa-apa yang sedang viral di sosial media. 

Padahal, tidak semua yang di unggah di sosial media itu asli. Bisa saja hanya rekaan atau kamuflase semata. Mungkin benar ada orang yang benar-benar sukses, tapi jangan lupa, sukses butuh proses. Inilah yang jarang ditampilkan di sosial media. 

Sudah banyak penelitian mengungkapkan bahwa jeda atau puasa sejenak dari sosial media memberikan dampak positif bagi kesehatan mental. Salah satunya penelitian dari Medical News Today. 

Berikut rangkuman hasil penelitiannya. 

Kualitas tidur meningkat

Ketika puasa media sosial, maka tidak akan scroll hingga larut malam. Kualitas tidur pun meningkat. Seperti sebuah studi yang dipublikasikan Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking pada 2021 yang meneliti 132 orang menemukan bahwa membatasi penggunaan medsos selama satu minggu mampu meningkatkan kesejahteraan mental dan mencegah masalah tidur.

Stress berkurang

Ketika membatasi penggunaan sosial media, stress pun berkurang. Tak ada lagi overthinking melihat kehidupan orang lain. Tak merasa rendah diri. 

Mengurangi tekanan psikologis

Tekanan psikologis seperti kecemasan, depresi hingga kecemasan akan berkurang seiring terbatasnya akses sosial media. 

Meningkatkan kesehatan mental

Studi pada 2020 menemukan, puasa media sosial selama seminggu meningkatkan kesejahteraan mental yang lebih baik.

Penggunaan media sosial dapat menyebabkan rasa tidak mampu yang membuat seseorang merasa kesepian, kecemasan, dan depresi.

Dengan menjauhi media sosial membantu seseorang mengurangi kecemasan dan kesepian yang disebabkan oleh Fear Of Missing Out (FOMO), yang merupakan rasa takut tertinggal.

Ternyata begitu banyak dampak positif yang bisa diambil ketika mencoba puasa sosial media. Ini merupakan hal yang baik untuk menjaga kesehatan mental. 

Jadi, tidak ada salahnya sesekali kita puasa sejenak dari media sosial. Terlebih lagi di bulan Ramadan ini. Bisalah puasa media sosial sejenak. 

So, demi kesehatan mentalmu, yuk puasa sosmed sekarang juga! 

#RamadanBercerita2024

#RamadanBercerita2024Hari19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun