Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benarkah Cinta Pertama Susah Dilupakan?

16 Juli 2020   20:57 Diperbarui: 16 Juli 2020   21:01 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinner mate mampu menghadirkan cerita bahwa tidak selamanya cinta pertama itu susah dilupakan. Kegagalan di cinta pertama, tidak membuat seseorang kehilangan kesempatan kedua. Bukankah selalu ada kesempatan kedua?

Dinner Mate | Wikipedia
Dinner Mate | Wikipedia
Sebenarnya secara ilmiah, cinta pertama itu memang susah dilupakan. Amy Ricke, psikiater dari Your Doctors Online menyebut cinta pertama tidak terlupakan karena cara otak bekerja. Selain itu, jatuh cinta mengajari Anda tentang diri sendiri.

Ketika jatuh cinta, gelombang zat kimia alami seperti dopamin, oksitosin, dan serotonin membanjiri otak Anda. Zat-zat kimia alami ini dapat membuat Anda merasakan euforia dan perasaan menyenangkan yang intens, terutama ketika dikombinasikan dengan sentuhan fisik.

Banyak kali orang mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya selama masa remaja. Menurut Amy, ini adalah tahun-tahun di mana jalur penghargaan otak dihubungkan untuk menjadi sangat sensitif terhadap pengalaman yang memuaskan dan intens seperti jatuh cinta.

Pengalaman cinta pertama menjadi hampir tak terhapuskan tertanam dalam otak dengan cara yang sangat jelas, mudah diingat. Seringkali mustahil untuk dilupakan karena kemungkinan apa yang terbangun dari pengalaman ini dalam diri.

Lantas, bagaimana dengan saya? Bagaimana pengalaman cinta pertama saya? Hmmm meski bertepuk sebelah tangan, pengalaman cinta pertama saya cukup manis untuk dikenang.

Saya jatuh cinta pada sahabat sendiri saat SMP. Hubungan kami sangat dekat. Tiap malam tiada hari yang saya lewatkan tanpa telepon darinya. Kami selalu ngobrol di telepon selama berjam-jam. Padahal, kami teman sekelas lho. Pasti saat di sekolah kami juga sering ngobrol. Terkadang kami juga pulang sekolah bareng. Kebetulan rumah kami masih satu kawasan. Biasanya kami pulang naik angkot atau kadang naik mobil si dia. Tenang, bukan dia yang nyetir kok. Dia punya sopir pribadi.

Duh kalau ingat zaman dulu, saya menjadi gadis yang beruntung. Bisa dekat dengan cowok ganteng blasteran India dan Arab. Status sosialnya terpandang, anak pengacara terkenal. Kedekatan kami menjadi buah bibir satu sekolah. Orang melihat kami pasangan serasi, meski pada kenyataannya hubungan kami sebatas sahabat saja. Sedih!

Saya butuh waktu 7 tahun untuk bisa benar-benar move on dari cinta pertama. Bukan hanya karena cinta pertama itu susah dilupakan, tapi bagaimana saya bisa lupa kalau dia selalu ada didekat saya. Lulus SMP, tak disangka kami pun satu SMA. Dia bahkan menjadi pasangan saya saat melewati pesta proom night kelulusan SMA. Kami sempat berpisah dua tahun karena dia harus kuliah di luar negeri. Dan dia pun kembali lagi, kami satu kampus.

Tapi saat dia kembali, saya sudah benar-benar move on. Melupakan perasaan cinta saya padanya. Saya benar-benar membuka hati buat laki-laki lain. Mencintai dengan sepenuh hati. Tak seperti yang sebelum-sebelumnya. Saya menjalani hubungan tanpa cinta, karena hari saya masih tersandera pada si cinta pertama. Duh jahat!

Meski sulit, cinta pertama ternyata bisa dilupakan lho. Bila memang tidak ada harapan di kisah cinta pertama anda, maka baiknya segera anda lupakan. Walau tidak mudah pada awalnya, percayalah akan ada kesempatan kedua. Akan ada cinta untuk anda. Cinta yang lebih membahagiakan pastinya daripada kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Setuju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun