Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zonasi dan Masa Depan Bimbel di Indonesia

12 Juli 2019   16:27 Diperbarui: 12 Juli 2019   16:27 2770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zonasi dan Bimbel | Shutterstock

Jika masih terdapat kesamaan, maka diperingkat berdasarkan waktu pendaftaran.

Eksistensi Bimbel di Indonesia

Bimbingan Belajar atau yang biasa disebut bimbel sudah dikenal di Indonesia sejak beberapa dekade lalu. Di Indonesia, kemunculan bimbel dimulai pada tahun 1970. Kala itu bimbel menjadi tempat latihan soal untuk bisa sukses menempuh ujian masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Sehingga sasarannya adalah siswa SMA kelas akhir.

Seiring berjalannya waktu, bimbel tidak lagi hanya membantu sukses masuk PTN saja. Bimbel mulai melebarkan jenis pelayanannya. Membantu siswa sukses disetiap ujian siswa. Mulai dari tingkat SD hinggga SMA.

Bimbel membantu siswa menjawab soal dengan trik cepat dan tepat | Dokpri
Bimbel membantu siswa menjawab soal dengan trik cepat dan tepat | Dokpri

Hal ini membuat peserta bimbel semakin banyak. Meskipun belum ada data definitif jumlah siswa yang ikut bimbel, tapi menurut publikasi dari  Bank Indonesia pada tahun 2010, total peserta bimbel ada sekitar 950 ribu anak. Tentunya selama sembilan tahun berikutnya, jumlahnya pasti lebih banyak lagi.

Kemuculan bimbel ini tidak terlepas dari terbatasnya layanan pendidikan yang ada di sekolah. Misalnya persiapan ikut ujian masuk universitas negeri dan ujian nasional, tidak disediakan sepenuhnya oleh sekolah. Walau SMA mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi standar kelulusan nasional tapi tidak dibahas secara khusus mengenai penyiapan siswa untuk lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

Selain itu, pendidikan di sekolah masih berfokus pada pemberian materi saja. Sedangkan di bimbel lebih membimbing siswa untuk mampu menjawab soal dengan trik yang mudah dan cepat.

Kebutuhan siswa akan tambahan belajar membuat bimbel tumbuh subur di Indonesia. Siswa yang belum bisa menyerap pelajaran di sekolah, mengejar kekurangannya di bimbel. Atau siswa yang lebih cepat belajarnya, haus akan soal-soal mereka mencarinya di bimbel. Begitulah, bimbel hadir menjawab kebutuhan para siswa tersebut.

Bimbel Ditengah Zonasi

Lalu disaat PPDB menggunakan sistem zonasi, bagaimana perkembangan bimbel selajutnya. Zonasi bertujuan menyamaratakan kualitas pendidikan. Mengurangi diskriminasi pendidikan. Harapannya tak ada lagi sekolah favorit. Semua akan mendapatkan pendidikan sebaik-baiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun