Mohon tunggu...
Abu Rosyid
Abu Rosyid Mohon Tunggu... Pemerhati bidang kepolisian dan militer

Menuangkan Ide, membangun kreasi untuk negri NKRI harga mati!!!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kado HUT TNI : Balik ke barak dan profesionalisme lah

7 Oktober 2025   10:17 Diperbarui: 7 Oktober 2025   10:15 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kado Ulang Tahun TNI: Kembali ke Barak Demi Profesionalisme TNI

Oleh: Abu Rosyid

Setiap tanggal 5 Oktober, kita selalu memberi tepuk tangan dan hormat kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang lahir dari rahim sejarah perjuangan bangsa. Tahun ini, TNI genap berusia 79 tahun dengan tema "TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju."
Tema ini menggema indah, namun di baliknya ada pertanyaan mendasar yang harus dijawab dengan jujur: apakah TNI hari ini masih berada di rel profesionalisme sebagai kekuatan pertahanan negara?

Jika kita jujur, jawabannya: belum sepenuhnya.

Tugas Pokok TNI: Pertahanan Negara, Bukan Segalanya

Konstitusi sudah sangat jelas. Pasal 30 ayat (3) UUD 1945 menegaskan bahwa TNI bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang TNI pun merinci fungsi pokok ini: melakukan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) dalam kerangka pertahanan negara.

Namun, realitas di lapangan kini menunjukkan gejala penyimpangan fungsi. Di luar medan tempur, TNI kini sibuk mengurusi urusan yang sejatinya bukan domainnya: mengelola pertanian, peternakan, perkebunan, pertambangan, bahkan terlibat dalam urusan hukum, patroli sipil, hingga kegiatan ekonomi.

Pertanyaannya: apakah ini wajah militer profesional abad ke-21?
Apakah inilah yang dimaksud dengan "TNI Prima"?

Ketika Loreng Turun ke Sawah: Tanda Bahaya Degradasi Profesionalisme

Militer yang profesional adalah militer yang fokus pada satu hal: pertahanan negara.
Ketika prajurit berseragam loreng mulai memegang cangkul, mengelola sapi, atau mengurus tambang, itu pertanda pergeseran jati diri. TNI yang seharusnya menjadi tameng kedaulatan kini larut dalam urusan-urusan sipil yang sudah ada lembaga dan ahlinya.

Ada Kementerian Pertanian untuk urusan pangan. Ada Kementerian ESDM untuk tambang. Ada aparat penegak hukum untuk urusan kejahatan. Mengapa TNI harus nimbrung ke semua?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun