Suatu hari, saat makan siang, saya makan sangat lahap. Kebetulan saat itu saya merasa sangat lapar karena baru saja menyelesaikan proyek kebun di belakang rumah.
Tiba-tiba seorang saudara memberi komentar demikian: "Enak di mulut". Pernyataan itu biasa kami lontarkan saat ada salah seorang dari antara kami yang makan sangat lahap.
Mendengar itu, seorang saudara lain membalas demikian: "Masih muda, belum saatnya hati-hati dalam makan".
Lalu, karena sudah terlanjur, akhirnya saya pun menghabiskan semua makanan yang saya ambil dari meja lauk.
Di kamar, sehabis makan siang itu, saya mencoba merenungkan komentar dari para saudaraku tersebut.
Yang pertama tentang enak di mulut. Benar apa yang dikatakan oleh saudara ku itu bahwa saat makan kita perlu hati-hati agar tidak terjebak dengan rasa enak semata. Makan itu memang terasa enak di mulut, namun jika berlebihan akan membuat tubuh menderita banyak penyakit, seperti diabetes, kolesterol, asam urat dan penyakit lainnya.
Memang kita dambakan makanan yang lezat saat makan. Namun kita pun harus tetap menjaga pola makan agar makanan yang lezat itu, tidak hanya enak di mulut tetapi juga enak di tubuh.
Yang kedua tentang usia muda dalam kaitannya dengan pola makan. Saudaraku yang kedua ini mengatakan bahwa usia muda bukanlah waktu yang tepat untuk berhati-hati soal makanan.
Tanpa hendak memberi penghakiman atas pernyataannya, saya kira pernyataan itu hanyalah godaan bagi saya tentang sejauh mana saya bisa mengatur pola makan ku, sekalipun masih berusia muda.
Memang benar bahwa saat muda, tubuh kita masih kuat dalam menyantap berbagai jenis makanan. Jika dibandingkan dengan usia tua, usia muda jauh lebih banyak varian makanan yang masih bisa dimakan.