Sementara tuo nifaro yang biasa, harganya sekitar Rp. 50.000-60.000. Baik hogo duo maupun tuo nifaro biasanya ditempatkan dalam sebuah botol aqua berukuran 600 ml.
Sejak TOP di Pulau Nias, saya segera akrab dengan minuman ini. Kebetulan sebelum ke Pulau Nias, saya pun sudah pernah mendengarnya bahkan meminumnya. Di seminari, tempat kami dibina, ada beberapa frater yang berasal dari Pulau Nias dan setiap kali kembali dari sana selalu membawa tuo nifaro yang biasa.
Meskipun sudah pernah meminumnya, namun ada kebanggaan tersendiri saat saya bisa melihat proses pembuatannya secara langsung. Saat pertama kali meminumnya, saya langsung penasaran tentang proses pembuatannya.
Tuo nifaro diproses dengan cara disuling. Air nira yang sudah dipanen,  di dalam sebuah dang-dang berukuran 100 liter dengan moncongnya dibuat lancip ke atas.Â
Dari moncongnya itulah nantinya akan dialirkan hasil uapan air nira melalui sebuah bambu kecil ke dalam sebuah botol. Biasanya alirannya setetes demi setetes dan karena itu membutuhkan kurang lebih 12 jam untuk memprosesnya.
Proses perebusannya pun harus diperhatikan secara khusus. Api yang membakarnya tidak boleh berkurang. Perlu seseorang yang mengawasi secara khusus sampai air nira dalam dang-dang itu habis secara perlahan-lahan. Itulah kurang lebih cara membuat hogo duo dan tuo nifaro.Â
Tuo nifaro acapkali digunakan sebagai oleh-oleh jika kembali dari Nias. Barangkali karena sudah menjadi minuman yang khas dari Pulau Nias. Selain itu, tuo nifaro juga sering digunakan sebagai obat namun dengan dosis yang teratur.
Refleksi Pribadi
Tuo nifaro menjadi bukti kebijaksanaan Tuhan atas alam ciptaan-Nya. Ada banyak kekayaan yang bisa kita peroleh dari alam ciptaan Tuhan. Untuk itu, agar kekayaan itu tetap bisa dinikmati sampai kepada generasi kita yang selanjutnya, adalah suatu kewajiban bagi kita untuk menjaga dan melestarikannya.
Tuo nifaro tergolong ke dalam minuman keras. Ia bisa membuat kita yang meminumnya mabuk jika tidak dalam dosis yang teratur. Untuk itu, pengendalian diri sangat dibutuhkan agar kebaikan alam itu tidak menjadi masalah dalam diri dan kehidupan kita. Itulah kebijaksanaan yang bisa saya peroleh lewat tuo nifaro tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI